Boyolali (ANTARA News) - Ratusan rumah warga di Kecamatan Ngemplek, Sambi dan Banyudono, di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, terendam banjir, tetapi peristiwa itu tidak sampai ada korban jiwa.

Ada sekitar 500 rumah warga di Kecamatan Banyudono, Sambi, dan Ngemplak terendam banjir akibat hujan deras yang mengguyur di Boyolali, Rabu (22/4) malam, kata Kasi Kedaruratan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo, di Boyolali, Kamis.

Menurut Kurniawan Fajar Prasetyo, air banjir mulai naik sekitar pukul 19.30 WIB dan terparah di wilayah Desa Kismoyoso, Pandeyan, Sawahan, dan Ngargorejo di Kecamatan Ngemplak. Ketinggian air mulai dari 0,5 meter hingga dua meter.

Pihaknya menurunkan tim SAR untuk membantu evakuasi warga ke tempat yang aman di Ngemplek, sekitar pukul 22.30 WIB hingga Kamis pagi.

Menurut Kurniawan Fajar Prasetyo, pihaknya berhasil mengevakuasi sekitar 200 warga dengan menggunakan perahu karet ke tempat yang aman. Mereka kebanyakan Balita, ibu hamil dan lansia.

"Kami saat evakuasi warga terkendala karena arus cukup deras, sehingga perlu ekstra hati-hati," katanya.

BPBD Kabupaten Boyolali dan instansi terkait, juga telah mengirimkan bantuan logistik kepada korban bencana banjir di beberapa lokasi.

Salah satu Endang (40), warga Dukuh Ngampo Kismoyoso Ngemplak, banjir tahun ini, cukup parah dan air mulai masuk rumah warga, Kamis dini hari.

Menurut Endang, ketika ketinggian air mencapai 05 meter, warga sudah mulai panik, dan mereka juga ada yang mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

"Saya mulai khawatir ketika air ketinggian mencapai tempat tidur. Namun, keluarganya sebagian besar tidak mengungsi," katanya.

Banjir yang terjadi akibat meluapnya air sungai setempat, juga menggenangi sekolah SD Negeri 1 dan 3 Kismoyoso, serta SD Negri Dibal. Ketinggian air mencapai 1,5 meter, sehingga siswa terpaksa diliburkan.

Kepala UPT Pendidikan Dasar Kecamatan Ngemplak Budi Susanto, saat dikonfirmasi membenarkan bahwa para siswa diliburkan akibat banjir.

"Banjir ini tidak memungkinkan dilakukan kegiatan belajar mengajar. Siswa diliburkan dan bergotong royong membersihkan lumpur di sekolah masing-masing," katanya.

Menurut dia, air banjir mulai surut, Kamis sekitar pukul 05.00 WIB, dan warga mulai gotong royong membersihkan lingkungannya masing-masing dari sisa-sisa lumpur.

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015