Sanaa (ANTARA News) - Pesawat-pesawat tempur koalisi pimpinan Arab Saudi menyerang beberapa posisi pemberontak Yaman dalam gempuran terbaru semalam, kata para saksi mata pada Kamis, dua hari setelah koalisi itu mengumumkan diakhirinya operasi serangan udara yang telah berlangsung sebulan.

Serangan-serangan itu mengenai posisi-posisi dekat Sanaa, ibu kota Yaman, di sekitar Taez, kota ketiga, dan di kota di tengah negara itu, Yarim, kata para saksi mata.

Warga mengatakan serangan-serangan juga dilancarkan di Provinsi Lahj, di bagian selatan negara itu, dan juga dekat ke Aden, kota utama di bagian selatan, tempat bentrokan-bentrokan terjadi antara pemberontak dan pejuang yang setia dengan Presiden bedrabbo Mansour Hadi yang mengasingkan diri.

Riyadh menyatakan pada Selasa koalisi itu menghentikan kampanye sebulannya terhadap pasukan anti Hadi setelah menghapus ancaman terhadap Arab Saudi dan negara-negara tetangganya oleh kemampuan peluru kendali dan udara pemberontak.

Tapi pihaknya bertekad melancarkan serangan-serangan atas posisi-posisi pemberontak yang menjadi sasaran bilamanana perlu.

Pada Rabu koalisi itu melancarkan serangan-serangan baru atas pemberontak Houthi yang menguasai pangkalan utama tentara pro Hadi di Taez, tempat serangan-serangan lebih lanjut diberitakan berlangsung semalam.

Serangan-serangan menyasar posisi-posisi di sebelah timurlaut Sanaa yang dikuasai kelompok Houthi dan tentara pemberontak yang setia kepada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh.

Dan di Yarim, jet-jet tempur menggempur satu bangunan universitas yang digunakan sebagai markas oleh para pemberontak, menurut warga.

Kelompok Houthi dan para sekutunya masih menguasai Sanaa dan sejumlah kawasan negara di negara itu sementara Presiden Hadi mengungsi ke Riyadh.


Seruan PBB

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon pada Rabu menyambut baik pengumuman Riyadh yang menyatakan diakhirinya operasi militer di Yaman dan menyerukan "dihentikannya pertempuran sesegera mungkin".

Ban, yang berbicara kepada wartawan pada akhir Sidang Umum PBB, mengatakan dia "siap memberikan fasilitas diplomatik melalui cara ini kami dapat menyelesaikan isu ini melalui dialog."

PBB merupakan mediator di Yaman tetapi utusannya Jamal Benomar mengundurkan diri karena mendapat kecaman dari negara-negara Teluk, yang memicu kampanye serangan udara koalisi pada 26 Maret.

Ban mengatakan ia telah mengusulkan pengganti Benomar dan menunggu "tanggapan positif dari pihak-pihak terkait."

Menurut para diplomat PBB, Ban mengajukan diplomat Mauritania Ismail Ould Cheikh Ahmed, dan penunjukkannya diperkirakan pada akhir pekan ini, demikian AFP.

(M016)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015