New York (ANTARA News) - Swiss dinobatkan sebagai negara paling bahagia di dunia berdasarkan Laporan Kebahagiaan Dunia, World Happines Report.

"Laporan ini memberikan bukti bagaimana mencapai kesejahteraan sosial. Bukan hanya uang tapi juga keadilan, kejujuran, kepercayaan dan kesehatan yang baik," kata Direktur Earth Institute di Columbia University Jeffrey Sachs, tempat laporan tersebut dipresentasikan, seperti yang diberitakan Reuters.

Berdasarkan studi yang dibuat oleh Sustainable Development Solutions Network ini, setelah Swiss, negara yang paling bahagia adalah Islandia, Denmark, Norwegia dan Kanada berdasarkan perhitungan kebahagiaan dan kesejahteraan di 158 negara.

Berkaitan dengan pentingnya kebahagiaan dan kesejahteraan sebagai "tujuan dan aspirasi orang-orang di seluruh dunia", Majelis Umum Persatuan Bangsa-Bangsa mencanangkan Hari Kebahagiaan Internasional pada 2012.

Studi yang pertama kali dipublikasikan pada 2012 ini meneliti berbagai faktor antara lain harapan kesehatan, keberadaan sistem sosial pendukung, kebebasan membuat pilihan dan Produk Domestik Bruto per kapita.

Untuk pertama kalinya, peneliti juga memasukkan jenis kelamin, usia dan wilayah.

Mereka menemukan bahwa, rata-rata pencapaian perempuan terhadap kebahagiaan sedikit lebih tinggi daripada laki-laki. Secara global, pemuda pun lebih bahagia daripada orang tua.

Sembilan dari sepuluh negara yang berada di urutan teratas tahun ini juga masuk ke urutan tersebut pada 2013, dengan urutan yang berbeda. Denmark berada di urutan teratas apda 2013.

Perubahan dalam bagaimana orang menilai kehidupan mereka berdasarkan data tahun 2005-2007 dibandingkan dengan 2012-2014 menunjukkan dampak krisis keuangan global terhadap kebahagiaan nasional.

Yunani, misalnya, yang terdampak buruk resesi ekonomi, mengalami penurunan tingkat kebahagiaan.

Mesir juga mengalami hal tersebut karena keadaan politik dan kerusuhan warga.

Berdasarkan studi tersebut, Togo, Burundi, Suriah dan Rwanda menjadi tempat paling tidak bahagia.

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015