New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada Jumat (Sabtu pagi WIB), karena data ekonomi yang keluar dari negara itu negatif.

Pesanan baru untuk barang-barang tahan lama manufaktur pada Maret meningkat empat persen menjadi 240,2 miliar dolar AS, sedangkan angka inti, yang tidak termasuk sektor transportasi, merosot 0,2 persen, menyusul penurunan 1,3 persen pada Februari, menurut Departemen Perdagangan AS pada Jumat, lapor Xinhua.

"Minyak murah dan dolar yang kuat, sementara menguntungkan konsumen, yang menempatkan tekanan serius pada produsen. Ada sedikit indikasi bahwa harga energi akan kembali ke tingkat sebelumnya dan dolar tidak menunjukkan tanda-tanda melemah. Dengan kata lain, itu akan menjadi tahun kasar untuk manufaktur domestik," kata Chris Low, kepala ekonom di FTN Financial, dalam sebuah catatan.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,38 persen menjadi 96,909 pada akhir perdagangan.

Euro naik terhadap dolar AS karena Menteri Keuangan Yunani Yanis Varoufakis setelah pembicaraan menegangkan dengan mitranya dari zona euro pada Jumat, mengatakan bahwa Yunani bersedia untuk membuat kompromi guna mencapai kesepakatan tentang utangnya.

Pada akhir perdagangan di New York, euro naik menjadi 1,0867 dolar dari 1,0825 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik ke 1,5174 dolar dari 1,5057 dolar. Dolar Australia naik tipis menjadi 0,7823 dolar dari 0,7777 dolar.

Dolar AS dibeli 118,87 yen Jepang, lebih rendah dari 119,49 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9535 franc Swiss dari 0,9547 franc Swiss dan naik menjadi 1,2173 dolar Kanada dari 1,2144 dolar Kanada.

(T.A026)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015