Toronto (ANTARA News) - Kalangan pengusaha menilai, susah-susah gampang untuk menaklukan pasar Amerika Utara, khususnya Kanada karena di satu sisi harus memenuhi sejumlah persyaratan kesehatan dan administrasi lainnya, di sisi lain relatif gampang untuk memenuhinya.

Pada perbincangan dengan sejumlah pengusaha Indonesia, setelah mengunjungi tiga super market khusus menjual makanan di Toronto, Senin, (Minggu, 26/4, waktu setempat), mereka mengatakan salah satu yang sulit adalah memenuhi persyaratan kesehatan.

Kementerian Pedagangan mencatat enam hal yang harus diantisipasi dan dipenuhi, yakni persyaratan ketat pada barang dan jasa; pemenuhn persyaratan kesehatan manusia, lingkungan dan keamanan produsen; eksportir harus memiliki informasi lengkap tentang produknya.

Syarat lain, pemenuhan aturan yang komprehensif pada isi produk, kemasan, pengemasan ulang, label, transportasi, penyimpanan, sistem distribusi dan tampilan; pemenuhan standar dunia dan Kanada dan preferensi konsumen yang dinamis.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia, Adhi S Lukman, mengatakan di samping persyaratan kualitas produk, kemampuan perusahaan untuk melobi mitra asingnya, sangat diperlukan.

Adhi bersama 28 pengusaha Indonesia lainnya ke Toronto untuk mengikuti pameran makanan olahan Salon International de Lalimentation (SIAL) pada April 28-30 April 2015 yang difasilitasi Kemendag.

SIAL Kanada adalah pameran makanan minuman olahan terbesar, setelah pameran makanan di Amerika Serikat, dengan 800 peserta dari 45 negara dan diperkirakan akan dikunjungi 14.000 pembeli dari Kanada, Amerika Serikat dan 64 negara lainnya, baik dari Asia, Eropa, Amerika Latin dan Afrika.

Pada 2014 SIAL Kanada di Montreal dikunjungi 14.686 dari kalangan profesional dan pebisnis dan diikuti oleh 298 perusahaan dari seluruh dunia.

Edy Pramono, Presiden Direktur Natura, produsen bahan baku makanan dan suplemen obat, baik dalam bentuk cair (sirup) maupun tepung (serbuk), mengatakan memang tidak mudah, terutama pada persyaratan kesehatan manusia, lingkungan kerja, dan keamanan produk, khususnya pada persyaratan minimal kandungan bakteri.

Di sisi lain, mantan Dirut Indofarma itu menilai Indonesia selayaknya menguasai pasar makanan olahan dunia karena diuntungkan oleh alam yang sangat bersahabat di mana panen bisa dilakukan sepanjang tahun dari Sabang hingga Merauke.

Musim bergerak dari ujung ke ujung nusantara. Ketika Sumatera musim kering, maka di ujung tengah dan timur masih musim hujan. Permasalahannya, bagaimana mengatur panen tanaman ekspor dan menjaga kualitas pascapanennya.

Dia mencontohkan, ada permintaan buah naga segar dalam jumlah besar secara konsisten tetapi volumenya belum bisa terpenuhi karena petani yang menanam masih terbatas begitu juga dengan wilayah tanam yang masih tergantung musim di suatu daerah.

Sementara, Yulius Lodo Rianghepat, Manajer Pengembangan Pasar PT Mayora Indah Tbk, mengatakan perusahaannya masuk pasar Kanada sejak 2010 melalui Vancouver, lalu Quebec pada 2011 dan Toronto pada 2014. Mayora masuk dengan memasar kopi instan Kopiko, lalu permen dan biskuit.

"Semua persyaratan, buyer (pembeli) yang mengurus. Kita hanya memenuhi hal-hal yang kurang. Prosesnya satu bulan, produk kita sudah bisa dipasarkan," demikian Yulius.


Pewarta: Erafzon SAS
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015