Jakarta (ANTARA News) - Menperin resmikan pabrik sepatu PT Changshin Reksa Jaya di Garut, yang akan memproduksi sepatu merek Nike dengan nilai investasi sebesar 60 juta dollar AS.

“Kami sangat memberikan apresiasi atas investasi PT Changshin Group. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong peningkatan ekspor non migas dan peningkatan penyerapan tenaga kerja nasional," kata Menperin Saleh Husin melalui Siaran Pers yang diterima di Jakarta, Senin.

Kapasitas produksi dari pabrik tersebut mencapai 15 juta pasang per tahun dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 5.500 orang, di mana keseluruhan produknya akan diekspor ke Eropa, Amerika dan Asia.

Menperin berharap PT Changshin Group dapat mempromosikan Indonesia sebagai basis produksi industri sepatu kepada investor dari Korea untuk berinvestasi di Indonesia.

Menperin mengatakan, industri alas kaki merupakan salah satu sektor prioritas yang terus dikembangkan oleh Kementerian Perindustrian, mengingat peranannya dalam perolehan devisa ekspor non migas dan penyerapan tenaga kerja yang cukup banyak.

"Industri alas kaki yang merupakan industri padat karya, sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia," ujarnya.

Menurutnya, investasi industri alas kaki cenderung naik setiap tahunnya, di mana kenaikan rata-rata pada tiga tahun terakhir (2011–2013) sebesar 4,74 persen.

Pada 2013, investasi industri alas kaki mencapai Rp10,7 triliun atau naik sekitar 1,25 persen dibanding tahun sebelumnya, dan sektor ini mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 643 ribu orang.

"Bahkan, ekspor industri alas kaki terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2014, nilai ekspor produksi alas kaki nasional mencapai USD 4,11 miliar atau naik sebesar 6,44 persen dibanding tahun sebelumnya," ungkap Menperin.

Hingga saat ini, tujuan ekspor utama produk alas kaki Indonesia di antaranya ke Amerika Serikat, Belgia, Jerman, Inggris dan Jepang.

"Industri alas kaki merupakan salah satu industri yang terus meningkat nilai perdagangannya dengan rata-rata nilai surplus dalam lima tahun terakhir mencapai 2,84 miliar dollar AS," kata Menperin.

Pada akhir 2014, surplus perdagangan produk alas kaki mencapai 3,7 miliar dollar AS, namun pemenuhan pangsa pasar dunia industri alas kaki Indonesia baru mencapai 3 persen.

Oleh karena itu, tambah Menperin, perlu ditingkatkan lagi kapasitas produksinya agar industri alas kaki nasional sebagai penghasil devisa negara dapat terus meningkat.

"Dengan jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 240 juta jiwa, merupakan pasar potensial dan strategis yang dapat memberikan dukungan positif bagi investor industri alas kaki untuk mengembangkan usahanya di Indonesia," ujar Menperin.

Untuk itu, lanjut Menperin, pemerintah terus melakukan berbagai langkah strategis dalam upaya pengendalian impor dan pengamanan pasar dalam negeri melalui kebijakan non-tariff seperti penerapan SNI Wajib, P3DN, dan pengaturan tata niaga untuk impor produk barang jadi.

Kebijakan tersebut merupakan keberpihakan yang baik kepada dunia usaha.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015