"...perlu keterlibatan secara aktif dari seluruh pemangku kepentingan di Indonesia..."
Jakarta (ANTARA News)  - Persiapan menuju implementasi Asean Economic Community (AEC) atau yang lebih dikenal Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah mencapai 90,5 persen, kata Menteri Perdagangan Rachmat Gobel.

"Fokus utama pembahasan pertemuan kali ini adalah tingkat pencapaian AEC Scorecard. Saat ini AEC Scorecard telah mencapai 90,5 persen," ujarnya pada keterangan pers, di Jakarta, Senin.

AEC Scorecard merupakan mekanisme pernghitungan perwujudan MEA secara kuantitatif. Dengan pencapaian tersebut, Rachmat mengatakan negara anggota ASEAN telah menunjukkan komitmen untuk mewujudkan MEA tahun 2015.

"Semua negara anggota ASEAN diminta lebih keras dalam mencapai tingkat implementasi 100 persen," ujarnya.

Ia menjelaskan, isu kerja sama ASEAN di sektor perdagangan jasa menjadi perhatian utama. Sebab liberalisasi sektor tersebut akan semakin ditingkatkan melalui Paket 10 ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS).

Rachmat bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil, menghadiri Pertemuan Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community Council) ke-13 di Malaysia, dan merupakan rangkaian Pertemuan KTT ASEAN Ke-26.

Pertemuan Dewan MEA  memiliki beberapa agenda penting, antara lain tentang perkembangan dan capaian implementasi komitmen cetak biru MEA beberapa Kementerian/Sektor (Ministerial Sectoral Bodies) yang berada dibawah koordinasinya sepanjang periode implementasi pada periode 2007-2015.

Selain itu, para menteri  juga akan membahas arah kebijakan strategis MEA pada periode 2016-2025, membahas peningkatan konektivitas ASEAN, serta menyiapkan arahan dari para pemimpin ASEAN untuk isu-isu yang belum dapat diimplementasikan, khususnya isu-isu lintas sektoral dan lintas pilar, dan visi MEA pasca 2015.

Para Menteri Ekonomi ASEAN berpandangan bahwa integrasi ekonomi di kawasan perlu semakin diperdalam dengan fokus mengurangi hambatan-hambatan nontarif, peningkatan fasilitasi perdagangan kepada sektor bisnis khususnya UKM, dan pemerataan pembangunan di kawasan, sehingga integrasi ekonomi ASEAN dapat memberikan manfaat bagi seluruh Masyarakat ASEAN.

Penyelesaian visi MEA pasca 2015 diharapkan dapat berjalan selaras dengan visi kedua Masyarakat ASEAN lainnya, yaitu Masyarakat Politik-Keamanan ASEAN dan Masyarakat Sosial-Budaya ASEAN.

"Dalam mewujudkan kepentingan nasional Indonesia pada visi ASEAN ini, perlu keterlibatan secara aktif dari seluruh pemangku kepentingan di Indonesia agar Indonesia dapat memanfaatkan integrasi ekonomi yang semakin mendalam," kata Rachmat.

Ia mengingatkan bahwa daya saing nasional menjadi kata kunci bagi untuk memanfaatkan integrasi ekonomi ASEAN secara maksimal.

"Daya saing nasional hanya bisa diraih dengan kerja keras dan peran aktif dari seluruh kementerian atau lembaga dan masyarakat dalam menyukseskan pelaksanaan Program Pembangunan Nawa Cita, khususnya di bidang infrastruktur, logistik, transportasi, dan pelayanan perizinan, serta program lainnya," kata Rachmat.

Pertumbuhan ekonomi ASEAN pada 2014 mencapai 4,4 persen dan diprediksi tumbuh menjadi 4,9 persen pada tahun 2015.

Total perdagangan ASEAN pada tahun 2014 tercatat sebesar 2,53 triliun dolar AS atau meningkat 0,6 persen dari tahun 2013. sementara di sisi investasi, terdapat aliran masuk investasi ke ASEAN yang cukup tinggi, yakni pada tahun 2014 tercatat sebesar 136,2 miliar dolar AS atau meningkat sebesar 11,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2015