Perdebatan adalah sebagian dari pendewasaan proses demokrasi, memang terkadang melelahkan, tapi harus dilalui."
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai silaturahim dapat mempererat hubungan pers dengan pemerintah untuk kepentingan bangsa dan negara.

"Forum ini sangat penting bagi saya untuk mendengar pandangan dan pemikiran dari insan pers nasional," kata Presiden Jokowi dalam Silaturahmi Pers Nasional di Auditorium TVRI, Jakarta, Senin malam.

Menurut Presiden, kegiatan silaturahim dengan insan pers Indonesia merupakan acara yang sangat penting untuk dapat mempererat hubungan pers dengan pemerintah dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat.

Presiden Jokowi juga menegaskan bahwa semua kritik yang disampaikan media merupakan fungsi kontrol bagi pemerintah dalam mengemban tugasnya untuk menyejahterakan masyarakat Indonesia.

"Kritik pedas baik untuk kontrol. Saya yakin dengan kritik tersebut, program prioritas yang dikerjakan pemerintah yang ditunggu dan diharapkan rakyat dapat dikerjakan dengan baik," kata Presiden.

Presiden Jokowi mengemukakan, Indonesia patut merasa beruntung dapat bisa hidup dalam era keterbukaan pers yang sering mendorong perdebatan.

"Perdebatan adalah sebagian dari pendewasaan proses demokrasi, memang terkadang melelahkan, tapi harus dilalui," demikian Presiden Jokowi.

Presiden dalam acara silaturahim tersebut menerima jaket putih bertuliskan media darling (kesayangan media) di bagian dada kiri dan tulisan Pers Indonesia di bagian punggung. Wakil Ketua Dewan Pers Margiono menyerahkan dan membantu Presiden Jokowi menggenakan jaket tersebut.

"Jaket ini membawa pesan bahwa Bapak Presiden Jokowi adalah media darling, jadi mudah-mudahan tidak akan pernah melupakan media dan darling-nya rakyat banyak," kata Margiono.

Hadir dalam kesempatan tersebut, antara lain Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Ketua MPR Zulkifli Hasan dan Ketua DPD Irman Gusman, tokoh pers Sabam Siagian, Fikri Jufri, Sofjan Lubis, Tarman Azzam, Tribuana Said, Astrid Soerjo Adinegoro dan Ishadi Sk.

Pewarta: Ageng Wibowo
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015