Washington (ANTARA News) - Gubernur Maryland Larry Hogan pada Senin malam (27/4) mengumumkan keadaan darurat dan mengaktifkan Garda Nasional guna menangani kerusuhan yang meningkat di Baltimore City.

Kerusuhan meletus setelah pemakaman pria kulit hitam yang berusia 25 tahun dan meninggal setelah cedera di dalam tahanan polisi.

University of Maryland telah menutup Kampusnya di Baltimore, beberapa jam setelah pemakaman Freddie Gray, pria Amerika-Afrika yang tewas di dalam tahanan polisi satu pekan sebelumnya di Baltimore, kota terbesar di Negara Bagian Maryland, AS.

Polisi pada Senin pagi mengumumkan mereka memperoleh keterangan yang menunjukkan "ancaman luar biasa" bahwa penjahat lokal mengincar personel polisi dan tidak jelas apakah ancaman terhadap polisi berkaitan langsung dengan keprihatinan bagi keselamatan di sekolah.

Kampus tersebut ditutup atas saran dari Kantor Polisi, kata perguruan tinggi itu di dalam satu pernyataan, sebagaimana dilaporkan Xinhua di Jakarta, Selasa pagi.

Pernyataan tersebut mengatakan, "Keselamatan mahasiswa dan pegawai kami sangat penting. Tolong kosongkan kampus sesegera mungkin."

Pada Senin, pemakaman Freddir Gray diselenggarakan di satu gereja lokal di tengah pawai oleh ribuan pemrotes. Kegiatan itu berkembang jadi kerusuhan setelah pemakiaman.

Stasiun televisi CNN melaporkan puluhan orang terlihat melemparkan benda ke polisi, sehingga beberapa polisi mengalami cedera ringan selama kerusuhan di dekat pertokoan di Baltimore Barat-laut.

Kematian Gray pada 19 April, saat berada di dalam tahanan polisi, memicu protes selama satu pekan. Kebanyakan protes berjalan damai, sampai Sabtu malam (25/4).

Pemrotes berpawai di Baltimora pada Sabtu untuk menarik perhatian mengenai rantai peristiwa mencurigakan dan fatal seputar penangkapan Gray oleh polisi Baltimore pada 12 April.

Ada kecurigaan Gray menderita luka di tulang belakang selama ia dibawa ke kompleks tahanan polisi. Menurut laporan, Gray meminta --tapi ditolak-- perawatan medis darurat sebelum meninggal satu pekan kemudian di satu rumah sakit Baltimore.

Komisaris Polisi Baltimore Anthony Batts pada Sabtu malam mengatakan pemrotes telah jadi brutal dan melemparkan benda apa saja.

Sejauh ini, sejumlah mobil patroli polisi dirusak dan sedikitnya tujuh polisi menderita luka ringan, kata CNN, sementara 34 orang ditangkap.

Battsa mengatakan beberapa warga bergerak di antara polisi dan massa yang marah, dan mendesak pemrotes agar tidak merusak kota tersebut. Ia memuji personel polisi "karena memperlihatkan penahanan diri yang luar biasa dan warga kota karena membantu meredakan kerusuhan".

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015