Washington (ANTARA News) - Federal Reserve atau bank sentral AS pada Rabu membiarkan rentang waktu untuk kenaikan suku bunga tetap terbuka, menyusul pelambatan musim dingin yang menghentikan pertumbuhan ekonomi AS.

Setelah lebih dari satu tahun mengisyaratkan bahwa mereka akan mulai menaikkan suku bunga federal funds pada pertengahan 2015, The Fed hanya mengatakan pihaknya akan bergerak ketika melihat perbaikan lebih lanjut di pasar tenaga kerja dan yakin bahwa inflasi akan meningkat dalam jangka menengah, lapor AFP.

Tetapi pengatur kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengatakan, setelah pertemuan dua hari, bahwa ia yakin pelambatan pada kuartal pertama "sebagian" mencerminkan faktor-faktor sementara, dan bahwa ekonomi akan kembali melanjutkan ekspansinya pada "kecepatan moderat".

Itu menunjukkan bank masih memperkirakan untuk memulai serangkaian kenaikan suku bunga di bulan-bulan mendatang, meskipun tidak mungkin pada Juni, seperti yang banyak analis telah perkirakan sampai baru-baru ini.

Bank sentral telah mempertahankan suku bunga acuan Fed funds pada tingkat nol sejak akhir 2008, menjaga kebijakan moneter yang luar biasa longgar untuk mendukung pemulihan dari resesi besar.

Prospek suku bunga AS yang lebih tinggi telah menimbulkan gelombang di pasar global selama hampir dua tahun, mengirim dolar naik tajam dan memicu arus keluar modal dari ekonomi-ekonomi lebih lemah.

Dalam pernyataannya setelah pertemuan, FOMC menyoroti beberapa faktor yang menyebabkan ekonomi melambat menjadi hanya tumbuh 0,2 persen secara tahunan pada kuartal pertama, yakni kenaikan moderat lapangan pekerjaan, investasi tetap bisnis dan pengeluaran rumah tangga melambat, serta ekspor menurun.

Tetapi bank sentral juga mencatat kekuatan yang bisa mendukung "rebound" di kuartal kedua.

"Pendapatan riil rumah tangga naik tajam, sebagian mencerminkan penurunan harga energi sebelumnya, dan sentimen konsumen tetap tinggi," katanya.

FOMC mengatakan pihaknya memperkirakan pasar pekerjaan akan terus membaik, setelah hasil buruk pada Maret mematahkan serangkaian kinerja kuat selama 12-bulan yang menambahkan 3,4 juta pekerjaan bagi perekonomian.

Bank mencatat bahwa meskipun inflasi tetap rendah, diperkirakan bahwa harga akan meningkat dan mulai bergerak menuju target 2,0 persen dalam jangka menengah.

(Uu.A026)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015