New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia bergerak lebih tinggi pada Rabu (Kamis pagi WIB), didukung oleh melemahnya dolar AS dan sedikit penurunan persediaan minyak mentah Amerika Serikat di terminal utama Cushing, yang pertama dalam lebih dari empat bulan.

Patokan Amerika Serikat, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman Juni harganya melonjak 1,52 dolar AS menjadi ditutup pada 58,58 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Harga minyak mentah Brent North Sea, yang menjadi patokan global, untuk pengiriman Juni menetap di 65,84 dolar AS per barel di perdagangan London, naik 1,20 dolar AS dari penutupan Selasa.

WTI, yang jatuh pada pembukaan perdagangan, berbalik naik setelah Departemen Energi Amerika Serikat  (DoE) merilis laporan stok minyak mingguan.

Para pedagang tampak melihat kenaikan lebih kecil dari yang diperkirakan 1,9 juta barel minyak mentah pekan lalu, kenaikan ke-16 berturut-turut yang membawa stok ke rekor tertinggi baru 490,9 juta barel.

Pasar fokus pada penurunan persediaan pertama di Cushing, Oklahoma, sejak akhir November.

Penurunan setengah juta barel menjadi 61,7 juta barel itu dipandang sebagai tanda pemotongan dalam produksi minyak mentah Amerika Serikat yang tinggi.

Pasar juga mendapat "banyak" dukungan dari dolar AS yang bergerak lebih rendah, kata John Kilduff dari Again Capital.

Pelemahan greenback membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih murah untuk pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.

Dolar jatuh terhadap euro karena laporan pemerintah Amerika Serikat menunjukkan pertumbuhan ekonomi terbesar dunia itu hampir terhenti pada kuartal pertama.

Pada akhir perdagangan unit AS berada di 1,1110 dolar per euro, dibandingkan dengan 1,0981 dolar pada Selasa sore.

Sementara pada akhir pertemuan kebijakan dua hari The Federal Reserve Amerika Serikat membiarkan rentang waktu untuk kenaikan suku bunga ultra-rendah tetap terbuka.

Bank sentral melihat pelambatan ekonomi "sebagian" karena faktor sementara, dan memprediksi pertumbuhan ekonomi AS akan kembali ke "kecepatan yang moderat", demikian seperti dilansir kantor berita AFP. (Uu.A026)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015