Belum adanya kepastian mengenai waktu kenaikan suku bunga AS menjadi salah satu faktor."
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore, bergerak melemah senilai 19 poin menjadi Rp12.949 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp12.930 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Laju rupiah di akhir sesi berbalik negatif setelah mengalami apresiasi pada sesi pagi tadi. Belum adanya kepastian mengenai waktu kenaikan suku bunga AS menjadi salah satu faktor," kata Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Kamis.

Ia mengemukakan, sebagian pelaku pasar menanggapi keyakinan bank sentral AS (the Federal Reserve/the Fed) bahwa perekonomian AS ke masa depan akan berjalan baik seiring akan adanya perbaikan data-data ekonomi pada kuartal II mendatang, sehingga peluang kenaikan suku bunga acuannya tahun ini terbuka.

Kendati demikian, ia menyatakan, sebagian investor pasar uang lainnya meyakini bahwa kenaikan suku bunga the Fed tidak dalam waktu dekat, sehingga situasi itu menahan pelemahan rupiah lebih dalam.

Ia menilai Bank Indonesia (BI) juga masih melakukan intervensi pasar valuta asing (valas) di dalam negeri agar fluktuasi mata uang rupiah tidak terlalu lebar.

Kepala Rsiet NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan adanya ekspektasi konsumsi domestik pada triwulan I 2015 akan meningkat juga menjadi salah satu faktor mata uang rupiah masih berada di bawah level Rp13.000 per dolar AS.

Selain itu, ia menambahkan bahwa munculnya ekspektasi pengeluaran pemerintah yang meningkat pada kuartal II tahun ini diharapkan menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi Indonesia secara jangka panjang sehingga menopang rupiah.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis (30/4) ini tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp12.937 dibandingkan hari sebelumnya, Rabu (29/4) di posisi Rp12.964 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015