Kami mengajak teman-teman buruh untuk memerangi biaya tinggi diperekonomian kita,"
Jakarta (ANTARA News) - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mengajak buruh guna mengatasi ekonomi biaya tinggi yang diyakini merupakan permasalahan yang layak dijadikan sebagai musuh bersama baik bagi para buruh maupun kalangan pengusaha.

"Kami mengajak teman-teman buruh untuk memerangi biaya tinggi diperekonomian kita," kata Ketua Umum Hipmi Bahlil Lahadalia dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Menurut Bahlil Lahadalia, inefisiensi ekonomi masih menjadi momok menakutkan di dunia usaha.

Dampaknya, ujar dia, biaya produksi di Tanah Air tidak mampu kompetitif bahkan dengan sesama negara ASEAN.

Ia berpendapat bahwa ekonomi biaya tinggi utamanya dipicu oleh pungutan liar mulai dari perizinan di birokrasi, proses produksi, distribusi, hingga "loading"(aktivitas bongkar muat) di pelabuhan.

Tak hanya itu, Ketum Hipmi juga menyebutkan ekonomi biaya tinggi juga dipicu oleh tingginya biaya logistik serta rendahnya akses memperoleh bahan baku industri.

"Kalau yang fix cost ini masih bisa kita siasati secara kreatif tapi kalau variable cost ini kan susah ditebak.Rata-rata variable cost ini datang dari pungli dan biaya di birokrasi," paparnya.

Bahlil menilai reformasi birokrasi yang digaungkan pemerintah belum cukup menekan pungli di birokrasi.

Pasalnya, reformasi belum diikuti oleh implementasi administrasi dan sistem yang terintegrasi utamanya dalam perizinan.

Berdasarkan publikasi World Economic Forum, daya saing saing pada 2013-2014, Indonesia diketahui berada di urutan 38.

Angka ini di bawah Singapura yang menempati posisi 2, Malaysia (24), Brunei Darussalam (26) dan Thailand (37).

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015