Bogor (ANTARA News) - Sejumlah pedagang atau pengusaha kecil kuliner di Kota Bogor, Jawa Barat, mengharapkan pemerintah kota setempat memberikan perhatian kepada mereka, baik dalam hal permodalan maupun pelatihan guna lebih memajukan usaha mereka.

"Kami masih sangat membutuhkan dukungan modal usaha dan pembinaan keterampilan berusaha," kata salah seorang pedagang makanan dan minuman ringan di Kelurahan Menteng Asri, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat, Budi (30) di Bogor, Jumat.

Pedagang yang biasa berjualan menggunakan tenda di Jalan Raya Cilendek Kota Bogor itu mengaku bahwa pihaknya bersama rekan-rekannya sangat membutuhkan pembinaan.

"Selain dukungan permodalan, kami juga butuh pelatihan keterampilan," kata Budi, yang mengaku belum pernah mendapatkan kesempatan mendapatkan pelatihan dan permodalan dari program Usaha Kecil dan Menengah (UKM) itu.

Ketika ditanya berapa besarnya modal yang diperlukan untuk berjualan dagangannya seperti aneka minuman ringan, dan makanan berupa mie rebus, mie goreng, pisang dan roti bakar serta sejenisnya itu, Budi menjelaskan berkisar antara Rop15 juta hingga Rp20 juta.

"Saya punya tenaga kerja dua orang, modal awalnya bisa sekitar Rp15 juta sampai dengan Rp20 juta," katanya.

Budi mengharapkan pula bahwa agar tidak terlalu memberatkan, hendaknya sebagian modalnya bisa dibantu oleh Pemerintah Kota Bogor, seperti melalui program UKM, perbankan, atau program lainnya.

"Paling tidak kami bisa dibantu modal, kalau tidak bisa seluruhnya ya minimal separuhnya," katanya lagi.

Tentang perlunya pelatihan wirausaha, kata Budi lebih lanjut, karena hal itu sangat dibutuhkan, agar di tengah persaingan usaha yang semakin ketat saat ini, para pedagang kecil pun bisa memiliki wawasa 
dan keterampilan yang lebih baik, guna mendukung kemajuan usahanya.

Dia mengakui pula bahwa di sepanjang Jalan Raya Cilendek saja, terdapat puluhan pedagang kuliner yang mangkal setiap hari di kanan dan kiri jalan, belum lagi di tempat-tempat yang strategis lainnya.

Mereka biasa buka usaha mulai pukul 16.00 sampai dengan tengah malam, dan bisa sampai dini hari jika malam Mingu atau malam hari-hari libur.

Seperti diberitakan sebelumnya bahwa adanya Program "Rebo Nyunda", yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, telah memberikan manfaat yang positif bagi sejumlah perajin Usaha Kecil Menengah (UKM) di kota itu.

Pemilik UKM Kebun Raya Art Shop, Surya Zein misalnya, mengaku sejak tradisi "Rebo Nyunda" digalakkan ia mendapat keuntungan dengan penjualan yang melebihi target dari biasanya.

"Sejak ada Rebo Nyunda, ada perubahan drastis penjualan. Pembelian baju Pangsi atau Kampret, ikat Sunda, pin Kujang hingga tas rajut meningkat dari biasanya," kata Surya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Bogor, Shahlan Rasyidi mengatakan, pihaknya akan terus memperluas "Rebo Nyunda" di tingkat pendidikan.

"Ada beberapa Mall yang sudah mengikuti gerakan Rebo Nyunda ini. Ke depan kita akan perluas gerakannya ini menyasar hingga ke sekolah-sekolah," katanya.

Pewarta: M Tohamaksum
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015