Makassar (ANTARA News) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan bahwa Pemuda Muhammadiyah akan fokus melakukan gerakan sosial untuk melawan kebodohan dan kemiskinan.

"Di usia ke-83 tahun, Pemuda Muhammadiyah akan fokus pada gerakan sosial untuk melawan kebodohan dan kemiskinan, karena terorisme dan ekstrimisme akarnya juga adalah kemiskinan dan kebodohan," kata Dahnil dalam Pembukaan Musyawarah Wilayah ke-17 Pemuda Muhammadiyah se-Sulsel dan Milad Nasional ke-83 Pemuda Muhammadiyah di Kabupaten Bantaeng, Sulsel, Sabtu.

Menurut Dahnil, orang yang miskin dan lapar akan meninggalkan jika hanya diberi ceramah.

"Pertanyaannya Muhammadiyah dan umat Islam sudah melakukan apa untuk mengatasi kemiskinan? Ini PR kita," tambahnya.

Karenanya, ia mengatakan, penting untuk melakukan dakwah sosial untuk menimbulkan empati dan simpati masyarakat untuk bersama-sama melakukan gerakan sosial.

Pemuda Muhammadiyah, kata dia, juga fokus dalam upaya melawan korupsi. Korupsi, kata dia, adalah biang kerok berbagai persoalan yang kini dihadapi oleh negara.

"Harga-harga kita mahal karena korupsi, sekolah-sekolah kita ambruk karena korupsi, akibat dana yang tidak sampai. Karena itu dakwah melawan korupsi sangat penting, karenanya kami membangun 20 madrasah anti korupsi di 20 kabupaten/kota di Indonesia," katanya.

Sementara itu Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Agus Arifin Numang yang meresmikan acara tersebut secara resmi mengatakan pemprov terus menjalin sinergi dengan Pemuda Muhammadiyah dalam melakukan program-program yang baik untuk kepentingan masyarakat.

"Ada banyak program-program yang disinergikan antara pemprov dan Pemuda Muhammadiyah, kami berharap kerja sama dan sinergi ini dapat terus berlanjut di masa yang akan datang," kata wagub.

Musyawarah Wilayah ke-17 Pemuda Muhammadiyah se-Sulsel dan Milad Nasional ke-83 Pemuda Muhammadiyah di Kabupaten Bantaeng ini diikuti oleh lebih dari 700 peserta. Acara tersebut juga dihadiri oleh Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah.

Pewarta: Nurhaya J Panga
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015