Jakarta (ANTARA News) - Dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Aman B. Pulungan, Sp. A(K) berbagi rumus mengenai cara menjaga tubuh tetap sehat, yakni menerapkan “rumus 5210”.

“Pakai “5210” ditambah paparan sinar matahari, Insya Allah sehat,” ungkap Aman dalam peresmian pusat layanan kesehatan, di Kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu.

Rumus ini menurut Aman, mewakili jumlah konsumsi sayuran dan buah-buahan harian yang dianjurkan, yakni lima kali per harinya. Mengenai jumlah asupan, Badan kesehatan dunia (WHO) merekomendasikan 400 gram buah dan sayuran per harinya.

Selain konsumsi buah dan sayuran, lanjut Aman, disarankan membatasi waktu duduk diam tak lebih dari dua jam. Sejumlah studi menunjukkan, terlalu banyak duduk diam memicu munculnya berbagai penyakit, seperti kanker payudara pada perempuan, diabetes, hipertensi dan penyakit degeneratif lainnya.

Baru-baru ini studi terbaru dari Swedia menunjukkan, terlalu banyak duduk meningkatkan risiko perempuan menderita kanker payudara dan endometrium (leher rahim).  Menurut studi itu, perempuan yang tidak aktif atau banyak duduk saat bekerja, 2,4 kali lebih tinggi didiagnosa kanker endometerium (kanker dinding rahim).

Aman melanjutkan, di samping itu, perlunya melakukan aktivitas fisik semisal bersepeda atau jalan selama satu jam per harinya.

“Angka satu berarti melakukan aktvitas fisik misalnya naik sepeda atau jalan kaki selama satu jam per harinya,” jelas Aman.

Hal lainnya ialah membatasi asupan garam dan gula. Aman mengajurkan agar kita tidak menambah garam atau gula sedikitpun ke dalam makanan yang telah terhidang.

Terakhir, menurut dia ialah biasakanlah tubuh terpapar sinar matahari setidaknya selama 90 menit per hari dan dilakukan sekurangnya selama lima hari.“Untuk kulit Orang Asia, sebaiknya terekspos sinar matahari 90 menit per harinya dan dilakukan selama lima kali dalam seminggu. Sementara Kaukasian harus setidaknya terpapar sinar matahari minimal 30 menit per harinya, tiga kali seminggu,” pungkas Aman.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015