Kathmandu (ANTARA News) - Ribuan orang masih belum ditemukan di Nepal setelah gempa yang menewaskan 6.250 orang mengguncang negara tersebut.

Angka korban yang tewas diperkirakan akan meningkat, seperti yang dikutip dari Reuters. Petugas SAR masih melakukan pencarian di reruntuhan bangunan dan mereka mengalami kesulitan menjangkau beberapa area terpencil.

Di ibu kota Kathmandu, beebrapa jenazah yang belum diklaim segera dikremasi demi alasan kesehatan.

"Rumah jenazah penuh di luar kapasitas dan kami diberi instruksi untuk segera membakar mayat setelah bisa dikeluarkan," kata Raman Lal, anggota paramiliter India yang berkoordinasi dengan tentara Nepal.

Menurut petugas setempat, korban meninggal mungkin adalah pekerja dari negara tetangga seperti India.

Kepala delegasi Uni Eropa di Nepal mengatakan orang Eropa yang belum terhitung berjumlah hingga 1.000 orang, kebanyakan berada di rute "trekking", pendakian.

Diperkirakan sulit untuk melacak mereka karena ada pelancong "backpacker" yang tidak mendaftar ke kedutaan besar.

"Tidak berarti mereka terkubur, mereka bisa saja meninggalkan negara tanpa memberi kabar sebelum gempa," kata Duta Besar Rensje Teerink.

Menurut petugas Uni Eropa yang menolak menyebutkan namanya, ada beberapa alasan warganya tidak terhitung yaitu karena pergerakannya cepat dan begitu cair. Ia juga berpendapat angka itu hanya taksiran.

Berdasarkan penelusuran Reuters, orang yang belum terhitung berasal daru Prancis, Italia, Spanyol dan Belanda dengan jumlah 371. Warga negara Irlandia, Kroasia dan Rumania telah dilacak. Negara Eropa lainnya belum memberi pembaruan.

Sementara itu, bantuan perlahan mencapai kota ddan desa terpencil yang pegunungan dan kaki gunung Himalaya. Pemerintah mengatakan upaya mempercepat pengiriman bantuan terhambat persediaan truk dan sopir karena banyak yang kembali ke desa untuk membantu keluarga mereka.

"Lumbung penuh dan kami punya stok makanan yang cukup. Tapi, kami tidak bisa mengangkutnya lebih cepat," kata Shrimani Raj Khanal, seorang manager di Nepal Food Corp.

Pesawat angkatan bersenjata menjatuhkan bantuan berisi mie instan dan biskuit ke  masyarakat di pedalaman tetapi sebetulnya mereka butuh beras dan bumbu lainnya untuk membuat makanan yang lebih layak, kata dia.

Penduduk Nepal yang selamat tidur di ruang terbuka sejak gempa karena takut kembali ke rumah.

Menurut data Persatuan Bangsa-Bangsa, 600.000 hancur atau rusak.

Menteri Informasi Nepal Minendra Rijal mengatakan pemerintah akan memberikan 1.000 dolar untuk membantu para keluarga korban tewas, juga 400 dolar untuk pemakaman atau kremasi.

Menurut PBB, 8 juta dari 28 juta penduduk Nepal terdampak gempa. Sekitar 2 juta jiwa membutuhkan tenda, air, makanan dan obat-obatan selama tiga bulan ke depan.

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015