Makassar (ANTARA News) - PSM Makassar menggagas pertemuan bersama 17 klub peserta Indonesia Super League (ISL) atau QNB League agar kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia itu bisa kembali digulirkan setelah dihentikan oleh PSSI.

Direktur Klub PSM Sumirlan di Makassar, Senin, mengatakan fokus pertemuan yang direncanakan di Makassar itu untuk mencari solusi terbaik bagi seluruh klub setelah keluarnya keputusan PSSI menghentikan kompetisi ISL musim 2015-2016.

Gagasana atau wacana pertemuan dengan peserta klub ISL ini akan disampaikan saat pertemuan di Jakarta, 6 Mei 2015.

"Kami akan membicarakan gagasan ini bersama seluruh klub peserta ISL tentang langkah apa yang bisa diambil. Intinya kita berharap agar kompetisi kembali digulirkan," jelasnya.

Mantan pemain PSM itu menjelaskan, 18 klub ISL termasuk PSM ini diharapkan dapat menyatukan sikap dan meminta PT Liga Indonesia untuk kembali menggulirkan kompetisi tanpa campur tangan PSSI dan Menpora.

Keinginan tidak melibatkan PSSI dan Menpora itu juga dikarenakan kedua pihak masih terus berkonflik. Apalagi PSSI juga masih menempuh jalur hukum untuk memenangkan gugatannya di PTUN.

Sementara kedua tim menyelesaikan persoalan, kata dia, maka operator kompetisi sementara dikelola PT Liga Indonesia. Adapun pada akhirnya persoalan kedua pihak terselesaikan maka akan kembali mengambil alih pelaksanaan.

Sebelumnya, PSM dengan tegas menolak tim transisi bentukan Menpora untuk mengelola kompetisi Indonesia Super League (ISL) atau QNB League karena tidak memiliki afiliasi dengan federasi sepak bola dunia (FIFA).

Sumirlan menjelaskan, percuma menggelar kompetisi jika pada akhirnya tidak mendapat pengakuan dari FIFA atau AFC. Sebab kompetisi seperti itu tidak akan bisa berlaga di level internasional atau hanya bersifat lokal.

"Kami baru saja mendengar kabar kompetisi diputar pada 9 Mei 2015 tapi bukan dibawah kendali PSSI namun tim transisi. Apakah Menpora menjamin jika liga dikelolah tim transisi tidak mendapat sanksi dari FIFA. Percuma menggelar kompetisi jika tidak punya tujuan seperti tampil di ajang AFC," katanya.

Selain itu, kata dia, jika tim transisi yang mengelola liga maka pertanyaannya dimana nantinya mengambil perangkat pertandingan seperti halnya wasit yang nyata-nyata merupaakan bagian dari PSSI.

Untuk itu, dirinya berharap dengan sangat agar Menpora bisa memperhatikan lebih seksama. Sebab ribuan orang menggantungkan hidupnya dari sepak bola. Jika tidak ada kejelasan maka kemana para pemain mendapatkan penghidupan.

Sebaliknya, kata dia, pihak klub juga kesulitan untuk menggaji pemain jika tidak ada kompetisi. Melihat kondisi itu maka pihaknya berharap agar Menpora ataupun PSSI bisa berdamai demi kemajuan dan kelangsungan hidup masyarakat.

Pewarta: Abd Kadir
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015