Jakarta (ANTARA News) -  Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan bahwa masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas lebat dan angin kencang selama musim pancaroba.

"Potensi kejadian hujan dengan intensitas lebat dan angin kencang selama musim transisi masih perlu diwaspadai," demikian Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Mulyono R. Prabowo dalam keterangan persnya, Senin.

Memasuki bulan Mei 2015, posisi matahari berada di Lintang Utara Khatulistiwa, sebagian besar wilayah Indonesia sedang mengalami musim transisi/pancaroba. Karakteristik utama dari musim transisi adalah berkurangnya kejadian potensi hujan dibandingkan dengan selama puncak musim hujan (Desember-Januari-Februari).

Akan tetapi, BMKG menyebutkan bahwa tidak menutup kemungkinan bahwa selama musim transisi berlangsung, potensi kejadian hujan dengan intensitas yang cukup tinggi dapat terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Hal ini dapat karena pengaruh dinamika atmosfer yang signifikan baik dalam skala lokal maupun regional.

Terlihat bahwa di beberapa wilayah Indonesia masih terjadi hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir.

Selama periode transisi pada bulan April ini, terjadi dua pembentukan Siklon Tropis di wilayah Samudera Hindia sebelah selatan Indonesia, yaitu siklon tropis IKOLA yang terjadi pada awal bulan dan siklon tropis QUANG yang terjadi pada akhir bulan April. Keberadaan Siklon tropis ini berdampak pada pembentukan kondisi cuaca yang signifikan di sekitar wilayah Indonesia terutama di bagian selatan ekuator.

Sehingga, meskipun memasuki musim pancaroba, namun tidak menutup kemungkinan masih dapat terjadi hujan di beberapa wilayah Indonesia dengan intensitas lebat. Hal tersebut terkadang dapat menyebabkan banjir dan longsor di beberapa wilayah dalam beberapa hari terakhir seperti yang terjadi di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Lombok.

Faktor penyebab munculnya hujan lebat itu antara lain adanya Suhu Muka Laut hangat berkisar antara 29.0 - 30.0 C di pesisir timur dan barat Sumatera,  perairan utara NAD, perairan utara Laut Jawa bagian barat dan tengah, perairan pesisir selatan Kalimantan Selatan, Laut Bali, Laut Sulawesi yang menyebabkan suplai uap air dari Samudera Hindia yang cukup banyak.

Selain itu juga menyebabkan perlambatan kecepatan angin (shear) di wilayah Jawa barat  dan Jawa Tengah bagian barat yang menyebabkan pertumbuhan awan konvektif yang kuat lebih dominan di sebagian besar wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia bagian selatan, dan umumnya terjadi pada siang menjelang sore dan malam hari yang bersifat lokal dan tidak merata.

Pewarta: Monalisa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015