Pengeluaran pemerintah diprakirakan meningkat mulai triwulan II 2015 dan seterusnya sehingga menjadi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi,"
Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi akan mulai kembali meningkat pada triwulan II 2015, setelah pada triwulan I hanya tumbuh 4,71 persen.

"Pengeluaran pemerintah diprakirakan meningkat mulai triwulan II 2015 dan seterusnya sehingga menjadi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara di Jakarta, Selasa.

Tirta menuturkan, pertumbuhan investasi diprakirakan meningkat pada triwulan II-2015 dan triwulan-triwulan berikutnya seiring dengan semakin meningkatnya belanja modal pemerintah pada proyek-proyek infrastruktur.

"Hal ini sejalan dengan pemantauan kemajuan tahapan konstruksi dari berbagai proyek infrastruktur yang ada," ujar Tirta.

Namun, lanjutnya, masih ada risiko bahwa pertumbuhan ekonomi pada 2015 dapat mengarah ke batas bawah kisaran 5,4-5,8 persen.

Pencapaian tingkat pertumbuhan tersebut akan dipengaruhi seberapa besar dan cepat realisasi berbagai proyek infrastruktur yang direncanakan Pemerintah, selain konsumsi yang tetap kuat dan ekspor yang secara gradual akan membaik.

"Bank Indonesia akan terus memonitor berbagai perkembangan baik domestik maupun eksternal dan memastikan agar perekonomian nasional ke depan berjalan dengan sehat dan berkelanjutan," kata Tirta.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mengumumkan pertumbuhan ekonomi triwulan I 2015 tercatat 4,71 persen (yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,02 persen (yoy).

"Melemahnya pertumbuhan ekonomi pada periode ini sejalan dengan berbagai indikator yang dipantau oleh Bank Indonesia dalam beberapa bulan terakhir," ujar Tirta.

Pelemahan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2015 terutama didorong melemahnya kinerja beberapa komponen permintaan domestik seperti konsumsi lembaga nonprofit, konsumsi pemerintah dan investasi pada sektor bangunan.

Pelemahan pada konsumsi pemerintah terjadi akibat belum optimalnya penyerapan belanja, terutama terkait dengan APBN-P 2015 yang baru disahkan dan belum terealisirnya belanja pada sepuluh kementrian dan lembaga yang baru.

Sementara, penurunan yang terjadi pada pertumbuhan konsumsi lembaga nonprofit terutama akibat lebih rendahnya belanja pada periode ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sangat besar dengan adanya belanja pemilu (base effect).

Pada investasi bangunan, pelemahan diakibatkan oleh masih adanya sikap "wait and see" sektor swasta dan masih belum berjalannya proyek-proyek pemerintah.

Di sisi eksternal, kinerja ekspor juga menurun sejalan dengan masih lemahnya permintaan dan turunnya harga komoditas dunia. Sementara itu, pertumbuhan impor mengalami penurunan cukup dalam sejalan dengan melemahnya perkembangan permintaan domestik.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015