Rio de Janeiro (ANTARA News) - Pelatih tim nasional Brazil Dunga pada Selasa mengumumkan timnya yang tidak diperkuat pemain Chelsea Oscar yang tengah cedera untuk Piala Amerika di Chile, ketika juara dunia lima kali itu berupaya kembali ke jalur kemenangan setelah kegagalan mereka di Piala Dunia tahun lalu.

Sosok yang menggantikan Luiz Felipe Scolari setelah Piala Dunia sepuluh bulan silam, Dunga, ingin memperbaiki citra tim yang moralnya runtuh setelah menelan kekalahan telak dari Jerman di semifinal, lapor AFP.

Kekalahan memalukan 1-7 di Belo Horizonte membuat negara berpenduduk 202 juta jiwa itu meradang ketika Selecao gagal menambahi mahkota dunia keenam yang dinanti-nantikan di kandang sendiri, mengulang kenangan menyakitkan saat mereka kalah dari Uruguay pada final 1950 di Rio.

Setelah kekecewaan ganda itu Brazil kini harus membangun ulang tim jauh dari penonton tuan rumah yang marah, dan di bawah asuhan sosok yang membantu membawa negara itu menjuarai Piala Dunia 1994 Dunga, Tim Samba memilki orang yang dengan banyak pengalaman di dalam maupun di luar lapangan untuk membimbing mereka.

Oscar, yang absennya membuat pemain Porto Casemiro dan Everton Riberio yang bermain untuk klub UEA, Al Ahly, mendapat panggilan masuk timnas, mengatakan dirinya menyesal tidak dapat memperkuat Brazil.

"Saya sangat sedih karena tidak dapat mewakili negara saya di Piala Amerika karena cedera. Namun saya akan mendukung rekan-rekan saya ketika mereka berupaya untuk mendaratkan gelar kepada kami," kata bintang Chelsea itu melalui akun Instagramnya.

Dunga mengatakan sang gelandang bintang mendapat cedera saat berlatih.

"Kami berbicara dengan pelatih (Chelsea) Jose Mourinho dan dokter klub dan menyadari pemulihan akan berlangsung beberapa waktu, dan ia tidak akan berada dalam penampilan terbaiknya untuk Piala Amerika," kata Dunga kepada para pewarta, sambil menambahkan bahwa sang pemain berpeluang kembali untuk kualifikasi-kualifikasi Piala Dunia 2018.

Dunga menyebut Brazil, Argentina, dan Kolombia sebagai favoritnya di turnamen itu, menegaskan bahwa juara delapan kali Brazil tidak lagi berada dalam suasana duka setelah dipermalukan Jerman, bahkan meski mereka brharap dapat tampil lebih baik.

"Sepak bola Brazil tetap dikagumi... Kami masih dihormati."

Fungsionalitas Dunga berarti ia masih harus memenangi hati publik, meski telah mencatatkan delapan kemenangan pada pertandingan-pertandingan persahabatan sejak ia kembali mengarsiteki Brazil.

Kolombia, Ekuador, Argentina, Jepang, Turki, Austria, Prancis, dan Chile telah menjadi korban Brazil dengan total 18 gol bersarang di gawang-gawang mereka -- separuhnya disumbangkan Neymar -- dan hanya kemasukan dua gol. Namun media masih belum terpukau dengan hasil-hasil positif tersebut.

Selain menjadi kapten untuk tim 1994 yang meraih kesuksesan di Piala Dunia AS, Dunga (51), yang memperkuat timnas sebanyak 91 kali sepanjang karirnya di mana ia sempat bermain di Italia, Jerman, dan Jepang, juga pernah melatih timnas yang memenangi gelar Piala Amerika 1997.

Ia juga menjadi arsitek tim saat Brazil menjuarai Piala Konfederasi 2009 di Afrika Selatan, namun pada Piala Dunia setahun kemudian mereka kalah di perempat final dari Belanda, dan ia dipecat.

Saat ditanyai indikasi bagaimana Dunga II menjadi sesuatu yang berbeda dari masa kerja pertamanya, ia menjelaskan, "Orang-orang berubah dari hari ke hari. Anda mencoba untuk berkembang... memiliki visi baru."

Brazil semestinya menjadi tuan rumah untuk turnamen Amerika Selatan yang akan berlangsung pada 11 Juni sampai 4 Juli itu, di mana Meksiko dan Jamaika juga turut diundang.

Namun mereka memilih untuk memberikan hak itu kepada Chile, di mana Brazil telah menjadi tuan rumah Piala Konfederasi 2014 dan Piala Dunia tahun lalu, dan negara itu juga akan menjadi negara Amerika Selatan pertama yang menjadi tuan rumah Olimpiade tahun depan.

Brazil akan menjadi tuan rumah kejuaraan benua ini pada 2019.

Tidak menjadi tuan rumah berarti tekanan yang lebih sedikit saat Dunga mempersiapkan tim yang akan memulai turnamen pada 14 Juni dengan melawan Peru, sebelum ditantang Kolombia dan Venezuela.

"Kita semua tahu bahwa pertandingan-pertandingan itu akan sulit," kata Dunga kepada para pewarta. "Semua tim yang menghadapi Brazil melakukannya dengan hasrat besar untuk menang."

Ia menjelaskan bahwa dalam paduan pemain-pemain yang bermain di dalam negeri dengan sejumlah pemain bintang yang berkiprah di Eropa, ia ingin memastikan timnya tidak kekurangan perihal tanggung jawab, pengalaman, dan pemahaman taktik.

Mengenai mantan penyerang Manchester City Robinho, yang kembali ke penampilan terbaiknya sejak kembali ke Santos dari AC Milan untuk mendapatkan gelar negara bagian, Dunga berkata, "Ia telah bermain sangat baik dengan Santos."

Tuan rumah Chile akan membuka turnamen itu, dengan menghadapi Ekuador di Estadio Nacional Santiago.


Tim Brazil

Kiper

Jefferson (Botafogo), Diego Alves (Valencia/Spanyol), Marcelo Grohe (Gremio)

Bek:

David Luiz (PSG/Prancis), Marquinhos (PSG/Prancis), Thiago Silva (PSG/Prancis), Miranda (Atletico Madrid/Spanyol), Fabinho (Monaco/Prancis), Marcelo (Real Madrid/Spanyol), Filipe Lu�s (Chelsea/Inggris), Danilo (Porto/Porto).

Gelandang:

Luiz Gustavo (Wolfsburg/Jerman), Fernandinho (Manchester City/Inggris), Elias (Corinthians), Souza (Sao Paulo), Everton Ribeiro (Al Ahil/UEA), Douglas Costa (Shakhtar Donetsk/Ukraina), Willian (Chelsea/Inggris), Philippe Coutinho (Liverpoool/Inggris)

Penyerang

Neymar (Barcelona/Spanyol), Diego Tardelli (Shandong/Tiongkok), Robinho (Santos), Firmino (Hoffenheim/Jerman)

(Uu.H-RF/I015)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015