... kepentingan masuk OPEC adalah memperbanyak pembelian minyak dengan skema kontrak jangka panjang dan tidak melalui pasar sewaktu-waktu...
Jakarta (ANTARA News) - Indonesia pernah menjadi anggota penting OPEC dan kini jadi pengimpor murni BBM. Namun begitu, OPEC menawari lagi Indonesia untuk kembal aktif di organisasi negara pengekspor minyak itu. 

Menteri ESDM, Sudirman Said, di Jakarta, Kamis, mengatakan, meski sudah menjadi negara pengimpor BBM dalam jumlah jauh lebih besar ketimbang produksi dalam negerinya, Indonesia tetap berkepentingan dengan keberadaan OPEC.

"Sebagai pembeli, Indonesia tidak boleh jauh-jauh dari penjual, karena bakal tidak bisa ambil keuntungan. Kalau kita bergaul dan bertemu secara teratur, maka kita makin dekat dengan pasar," katanya.

Menurut dia, kedekatan dengan pasar juga menghilangkan peran mafia migas yang memanfaatkan celah antara pembeli dan penjual yang cukup lebar.

Said mengatakan, Indonesia sudah ditawari aktif kembali di OPEC. Mungkin, kata dia, Indonesia memilih menjadi peninjau OPEC. "Jadi, kita hadir dalam pertemuan mereka. Paling penting, kita bisa interaksi secara dekat dengan pasar," katanya.

Dirjen Migas Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja, menambahkan, Indonesia akan mengajukan aktif kembali sebagai peninjau di OPEC, pada Juni 2015.

"Dengan jadi peninjau, maka akses ke negara produsen minyak menjadi lebih luas dan teman lebih banyak. Kita bakal diikutkan kalau ada pertemuan penting," ujarnya.

Selain itu, menurut Wiratmaja, kepentingan masuk OPEC adalah memperbanyak pembelian minyak dengan skema kontrak jangka panjang dan tidak melalui pasar sewaktu-waktu.

Indonesia pernah menjadi anggota OPEC sejak 1962. Saat itu, produksi minyak Indonesia melebihi kebutuhan dalam negeri. Bahkan Menteri Pertambangan (saat itu), Subroto, menjadi sekretaris jenderal OPEC yang berwibawa. 

Namun, pada Januari 2009, Indonesia memutuskan membekukan keanggotaaannya di OPEC, mengingat sudah bukan lagi sebagai negara pengekspor besar dan menjadi importir murni.

Indonesia pernah sekali menjadi negara peninjau saat Konferensi OPEC ke-155, di Angola pada 2009.

OPEC didirikan pada 1960 oleh sejumlah negara pengekspor minyak produser minyak utama dunia, yakni Iran, Irak, Kuwait, Arab Saudi, dan Venezuela. 

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015