PBB, New York (ANTARA News) - Utusan baru PBB untuk Yaman dijadwalkan mengunjungi Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh, pada Kamis guna bertemu dengan Presiden Yaman di pengasingan Abd-Rabbu Mansour Hadi dan pejabat Sunni untuk konsultasi, kata seorang juru bicara PBB.

"Utusan Khusus PBB mengenai Yaman Ismail Ould Cheikh Ahmed sedang melakukan konsultasi intensif dengan tujuan mengembalikan proses politik (di Yaman) ke jalurnya," kata Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq dalam taklimat harian.

"Utusan Khusus besok akan pergi ke Riyadh untuk mengadakan pertemuan dengan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, Wakil Presiden Khaled Bahah dan pejabat lain Yaman, serta para pejabat Arab Saudi," katanya.

Hadi, yang dipilih sebagai Presiden Yaman pada 2012 --setelah perlawanan rakyat yang memaksa presiden Ali Abdullah Saleh meletakkan jabatan, saat ini hidup di pengasingan di Arab Saudi. Ia melarikan diri dari negerinya pada 25 Maret 2015 untuk menghindari tahanan rumah oleh milisi Syiah Yaman, Al-Houthi.

Haq juga mengatakan Ahmed berencana pergi dari Riyadh ke ibu kota negara lain di wilayah itu untuk konsultasi lebih jauh, dan PBB berusaha menyelenggarakan konferensi mengenai sikap netral guna menangani krisis Yaman, tapi belum ada tanggal yang ditetapkan.

Konflik di Yaman telah menyebar luas. Kantor PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan kerusuhan yang meluas telah meningkat di Gubernuran Aden, demikian laporan Xinhua.

Sementara itu laporan beredar bahwa bentrokan dan pertempuran sengit berkecamuk di tujuh kabupaten, terutama di Khormaskar. Juga ada laporan mengenai serangan udara di Saada pada Rabu.

Arab Saudi, bersama dengan delapan lagi negara Arab, telah membom posisi Al-Houthi dan pasukan yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh sejak 26 Maret, dengan tujuan memulihkan kekuasaan Hadi --yang hidup di pengasingan.

Situasi kemanusiaan di negeri itu telah memburuk secara drastis sejak awal serangan udara koalisi pimpinan Arab Saudi.

Haq mengatakan warga melaporkan mereka kekurangan makanan, air, dan bahan bakar sementara layanan dasar terhenti di Gubernuran Aden dan Saada.

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015