Cilacap (ANTARA News) - Manajemen PSCS Cilacap Jawa Tengah meliburkan tim sepak bola yang berjuluk Laskar Nusakambangan itu setelah PSSI menghentikan kompetisi di seluruh Indonesia.

"Kami mengambil langkah ibaratnya meliburkan atau mungkin bisa saja ke arah membubarkan tim dulu. Kemarin, pemain sudah kita kumpulkan, kita beri penjelasan," kata Sekretaris PSCS Cilacap Basuki Priyo Nugroho di Cilacap, Kamis.

Akan tetapi, kata dia, para pemain berkomitmen untuk tetap bergabung dengan PSCS manakala ada kompetisi yang digelar pada 2015.

Bahkan, lanjut dia, pemain PSCS tidak mau menggunakan istilah dibubarkan karena mereka punya harapan untuk bisa bersatu kembali.

"Mereka masih punya harapan, liga masih tetap bisa berjalan pada 2015 ini, entah bulan apa. Prinsipnya, pemain siap bergabung kembali dengan PSCS," kata dia yang merangkap Manajer Tim PSCS.

Terkait hal itu, dia mengatakan bahwa manajemen telah membayarkan gaji bulan terakhir sesuai kontrak yang ditandatangani pemain.

"Ibaratnya kalau kondisi force majeure pun dalam kontrak itu, maka kontrak selesai. Tetapi kan teman-teman pemain sudah mempunyai komitmen jika pada tahun ini ternyata liga masih bisa dijalankan, mereka tetap bergabung dengan PSCS," tegasnya.

Dia mengakui bahwa pihaknya membuat kesepakatan dengan pemain jika kompetisi dapat berjalan pada 2015, mereka tetap akan memperkuat PSCS dengan berpedoman pada kontrak yang sudah ada.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa kontrak tersebut tidak menutup kemungkinan mengalami sedikit perubahan terkait durasi atau masa kontrak.

"Mungkin durasi kontraknya berbeda. Yang tadinya pada bulan Desember sudah selesai, maka ada penambahan bulannya," kata Basuki.

Ia mengatakan bahwa dihentikannya kompetisi membuat seluruh klub sepak bola termasuk PSCS merugi karena telah mengeluarkan dana yang cukup besar untuk membayar gaji pemain termasuk laga uji coba.

"Kita sudah mengeluarkan dana sekitar Rp700 juta sampai Rp1 miliar tetapi kompetisi tidak dijalankan. Itu merupakan kerugian besar," katanya.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015