Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menegaskan bahwa koordinasinya dengan pemerintah bukan berarti otoritas moneter itu bisa diintervensi.

"Ini bukan artinya kami dapat diintervensi. Jujur mikir pun saya tidak untuk dapat diintervensi. Kami akan berkoordinasi dengan pemerintah tapi kami akan independen. Itu tolong ditegaskan," kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di Jakarta, Jumat.

Agus juga mengkritisi pemberitaan di dalam negeri dimana terkesan Indonesia sedang dalam kondisi darurat dengan adanya perlambatan ekonomi yang terjadi pada triwulan I-2015.

Hal itu ditambah pula dengan kembali melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Menurut Agus, depresiasi rupiah memang dipengaruhi oleh faktor sentimen global dan neraca transaksi berjalan yang hingga saat ini masih defisit.

Namun demikian Agus mengapresiasi kebijakan pemerintah yang dinilai positif seperti di antaranya penghapusan subsidi BBM dan adanya Pusat Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat.

"Mohon maaf, kalau memang jelek saya bilang jelek. Mohon jangan dibuat seolah-olah Indonesia itu dalam dalam keadaan buruk. Kita di luar itu dipuji, dihormati, kok di dalam negeri seperti ini," ujar Agus.

Terkait melemahnya kondisi ekonomi khususnya pada triwulan pertama ini, Agus memang sering dipanggil Presiden RI Joko Widodo di Istana Kepresidenan.

Hal tersebut menimbulkan opini bahwa BI diintervensi oleh pemerintah, ditambah dengan pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang berharap BI kembali menurunkan tingkat suku bunga acuannya atau BI rate yang sekarang 7,5% untuk mendorong petumbuhan lebih baik.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015