Tokyo (ANTARA News) - Seorang perempuan muda Kanada melahirkan anaknya selagi dalam pesawat menuju Tokyo setelah sudah berasa mau melahirkan ketika pesawat tengah berada di atas Samudera Pasifik, kata juru bicara Air Canada.

Wanita berusia 23 tahun itu melahirkan bayi perempuan di udara atas bantuan seorang dokter yang sukarela menolongnya setelah awak pesawat meminta para penumpang yang bisa membantu persalinan si wanita.

Pesawat ini mendapat prioritas mendarat di Bandara Narita, Jepang.

"Saya tak bisa membayangkan. Hal ini terjadi sama sekali di luar perkiraan," kata sang ayah bayi yang namanya tidak diungkapkan, kepada televisi Jepang.

"Ternyata seorang bayi perempuan yang cantik," kata dia sembari memperlihatkan foto sang bayi dalam smartphone-nya.

Pesawat Air Canada yang terbang dari Calgary menuju Narita itu mendarat 30 menit lebih cepat dari jadwalnya setelah pengawas lalu lintas udara membolehkannya melewati antrean pesawat-pesawat yang akan mendarat.

Ibu muda itu terlihat muncul dari pesawat dengan memakai kursi roda, sedangkan pasangan prianya menggendong bayi mereka itu.

Ibu dan bayi telah dibawa ke rumah sakit untuk dirawat namun keduanya dinyatakan dalam keadaan sehat, kata juru bicara Air Canada.

Awak pesawat ini tersenyum dan melambai kepada wartawan begitu turun dari pesawat.

"Semua orang tepuk tangan. Sungguh bayi yang lucu dengan mata yang besar," kata seorang penumpang kepada televisi Jepang itu.

Air Canada membolehkan perempuan-perempuan dengan kehamilan normal dan tidak memiliki riwayat melahirkan secara prematur untuk terbang dalam pesawatnya, termasuk saat usia kandungan sudah memasuki pekan ke-36 atau bulan kesembilan.

Maret lalu satu pesawat Qatar Airways dipaksa melakukan pendaratan darurat di Kanada setelah seorang perempuan hamil tiba-tiba hendak melahirkan, namun dia baru melahirkan di rumah sakit beberapa jam setelah mendarat.

Januari tahun ini seorang wanita Yordania melahirkan bayi perempuan selagi pesawat berada di atas Samudera Atlantik menuju New York dari Amman, demikian AFP.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015