Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore bergerak melemah sebesar 47 poin menjadi Rp13.201 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.154 per dolar AS.

"Sentimen eksternal masih menjadi faktor utama yang mendorong mata uang rupiah kembali mengalami tekanan hingga ke level Rp13.200 per lembar," ujar Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, sentimen eksternal mengenai data ekonomi Amerika Serikat yang cenderung mengalami perbaikan akan memicu the Fed agresif untuk menaikan suku bunganya dan kekhawatiran Yunani mengalami gagal bayar utang dan keluar dari zona euro menambah faktor negatif bagi mata uang rupiah.

Di sisi lain, lanjut dia, Tiongkok yang melakukan pelonggaran keuangannya dengan memangkas suku bunganya membuat mata uang yuan melemah dan berimbas ke mata uang kawasan Asia.

Dari dalam negeri, Rully Nova mengatakan bahwa belum terlihatnya realisasi belanja modal pemerintah untuk infrastrulktur membuat pelaku pasar uang menahan transaksinya untuk mengakumulasi mata uang domestik.

Namun, ia mengharapkan muncul sentimen positif dari data neraca perdagangan Indonesia yang sedianya akan dirilis pada pekan ini, kembali mencatatkan surplus sehingga dapat memperbaiki defisit neraca transaksi berjalan yang pada akhirnya akan mengangkat mata uang rupiah.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa krisis utang Yunani kembali mendorong koreksi mata uang di negara-negara berkembang terhadap dolar AS.

"Yunani telah membayar utang 750 juta euro pada lembaga dana moneter internasional (IMF) sehari sebelum jatuh tempo, namun pembayaran itu tampaknya tidak cukup untuk memberikan kelegaan atas kemampuan negara itu melakukan pembayaran utang berikutnya," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa (12/8) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.203 dibandingkan hari sebelumnya (11/5) Rp13.116.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015