Mempersiapkan Sumber Daya Manusia, ahlinya, dan mengembangkan kemampuan mereka itu masih menjadi tantangan untuk industri MRO dalam negeri,"
Jakarta (ANTARA News) - Industri Perawatan dan Perbaikan Pesawat atau dikenal dengan Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) membutuhkan tenaga bersertifikat untuk mendongkrak pertumbuhan MRO di Indonesia.

"Mempersiapkan Sumber Daya Manusia, ahlinya, dan mengembangkan kemampuan mereka itu masih menjadi tantangan untuk industri MRO dalam negeri," kata Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perawatan Pesawat Terbang atau Indonesian Aircraft Maintenance Shop Association (IAMSA) Richard Budihadianto di Jakarta, Selasa.

Richard mengatakan, mengembangkan SDM di bidang MRO membutuhkan waktu, mulai dari pelatihan sesuai regulasi, yakni tiga tahun, kemudian praktek, hingga mereka memiliki lisensi resmi, di mana keseluruhan proses tersebut membutuhkan waktu empat hingga lima tahun.

Sementara itu, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, Elektronika dan Telematika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Surjawirjawan mengatakan bahwa Kemenperin siap mendukung kebutuhan standar kompetensi kerja nasional bidang MRO.

"Kemenperin siap untuk membantu kebutuhan standar kompetensi kerja nasional di bidang MRO. Sekarang harus para pelakunya untuk memberi tahu kebutuhannya," ujar Putu.

Menurutnya, Indonesia perlu memberi perhatian khusus terhadap ketersediaan SDM bidang MRO, terutama saat memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Jangan sampai, lanjut Putu, ketika MRO di Indonesia semakin banyak dan tumbuh pesat, namun diisi oleh pekerja-pekerja dari negara tetangga, seperti Filipina dan Vietnam karena mereka bersertifikat.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015