Mereka rela melakukan apa saja, asalkan bisa mendapatkan uang untuk biaya hidup yang semakin tinggi,"
Medan (ANTARA News) - Sosiolog Universitas Sumatera Utara (USU) Prof Dr Badaruddin berpendapat mengenai aktris yang terlibat dugaan praktik prostitusi, karena desakan kebutuhan ekonomi yang semakin sulit dewasa ini.

"Mereka rela melakukan apa saja, asalkan bisa mendapatkan uang untuk biaya hidup yang semakin tinggi," katanya di Medan, Selasa, ketika diminta tanggapannya mengenai aktris yang terlibat prostitusi tersebut.

Menurut dia, seseorang bisa saja melakukan perbuatan yang tidak terpuji dan melanggar ketentuan hukum, untuk memenuhi biaya kebutuhan sehari-hari.

Apalagi, jelasnya, profesi sebagai aktris tersebut tidak selamanya dipercaya untuk membintangi sebuah film atau tampil di layar kaca.

"Sementara itu, aktris itu juga perlu biaya hidup, dan tinggal di rumah mewah dan mengeluarkan dana yang cukup besar.Dan dari mana mereka peroleh ini semua," ujar Badaruddin.

Bahkan, akibat desakan ekonomi tersebut, seseorang akan melupakan keimanan, moral, kepribadian dan lain sebagainya.

Hal inilah membuat seseorang buta iman dan tidak takut melanggar hukum yang berlaku di negeri ini.

Oleh karena itu, katanya, aktris yang berbuat seperti ini dan sengaja menjatuhkan nama baik mereka di masyarakat, perlu dilakukan revolusi mental sehingga dapat sadar, serta meninggalkan perbuatan yang tercela.

"Sebagai seorang aktris yang baik, harus bisa menjaga dirinya, marwahnya dan tidak akan melakukan perbuatan serendah itu, serta merugikan masyarakat," kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) USU.

Sebelumnya, Petugas Kepolisian Resor Metropolitan Jakarta Selatan (Polrestro Jaksel) menangkap aktris berinisial AA yang diduga terlibat praktik prostitusi online usai melayani pelanggan di sebuah hotel pada Jumat (8/5) malam.

Untuk layanan "short time", aktris AA memasang tarif sekitar Rp80 juta kepada pelanggan terbatas tersebut.

Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015