Katmandu (ANTARA News) - Setidak-tidaknya empat orang tewas akibat gempa berkekuatan 7,3 pada skala Richter di Nepal tengah pada Selasa, hanya beberapa pekan setelah gempa dahsyat merenggut lebih dari 8.000 jiwa dan menghancurkan ratusan bangunan.

Keempat korban tersebut tewas di kota Chautara, distrik Sindhupalchowk, di utara ibukota Katmandu, kata juru bicara International Organization for Migration.

Selain itu, 12 orang terluka di distrik Sindhupalchowk, yang paling parah terdampak gempa pada bulan lalu. Gempa pada Selasa itu juga menyebabkan tiga longsor besar di daerah tersebut, kata pejabat setempat, Diwakar Koirala.

Badan Geological Survey Amerika Serikat mencatat gempa baru itu berpusat 68 kilometer barat kota Namche Bazar, dekat dengan Gunung Everest dan perbatasan Tibet. Guncangan berkekuatan 7,3 pada skala Richter itu terasa sampai New Delhi dan Daka, ibu kota Banglades.

Sementara itu, warga di kota Siliguri, India, yang berbatasan langsung dengan Nepal, mengatakan bahwa sejumlah bagian dari bangunan rubuh.

Di Katmandu, warga langsung panik dan berlarian ke luar rumah.

Sejumlah orang tua nampak memeluk anaknya dengan erat sementara ratusan warga lain berupaya menghubungi keluarganya melalui telephon. Para pedagang menutup tokonya dan jalanan dipenuhi oleh orang-orang yang mencari anggota keluarganya.

"Saya akan langsung pulang ke rumah," kata Bishal Rai yang mengaku tengah berupaya menghubungi keluarganya di bagian utara ibu kota.

Gempa baru tersebut berpusat di dekat Pangkalan Perkemahan Everest yang telah dievakuasi menyusul terjadinya longsor yang menewaskan 18 orang pada bulan lalu. Para pendaki yang hendak menaklukkan gunung tertinggi itu memutuskan untuk berhenti sampai akhir tahun.

Pada bulan lalu, gempa besar di Nepal telah menewaskan setidaknya 8.046 warga dan melukai lebih dari 17.800 lagi. Guncangan itu tercatat berkekuatan 7,8 atau enam kali lebih kuat dari gempa pada Kamis.

Namun, gempa baru itu cukup kuat untuk menyebabkan kerusakan besar dan longsor.

Pemerintah Nepal saat ini tengah kesulitan mengukur kerugian yang disebabkan oleh gempa baru mengingat sistem informasi dan jaringan telepon rusak.

"Kami mendapat pesan bahwa banyak orang yang telah meninggalkan rumah dan membangun tenda sementara. Hanya ini informasi yang kami punyai sekarang," kata pejabat Kementerian Dalam Negeri, Ram Prasad Sharma, di Katmandu, demikian Reuters.

(Uu.G005)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015