Jakarta (ANTARA News) - Posko Penyelamatan dan Evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) di Nepal yang semula bertempat di Kathmandu Guest House (KGH), Thamel, Kathmandu, dipindah ke Park Village Resort yang berjarak sekitar 20 menit bermobil dari pusat kota setelah gempa besar 7,4 SR kembali mengguncang negara itu.

Duta Besar Indonesia untuk Bangladesh dan Nepal yang sekaligus ketua tim penyelamatan dan evakuasi WNI di Nepal, Iwan Wiranata-atmadja, saat dihubungi Antara, Rabu, mengatakan pemindahan posko dilakukan berdasarkan pertimbangan keamanan dan efektivitas evakuasi karena lokasi yang baru lebih dekat dengan Bandara Tribhuvan.

Ia menambahkan kondisi KGH menjadi tidak kondusif setelah gempa besar 7,4 SR kembali mengguncang Nepal pada Selasa sekitar pukul 14.00 waktu setempat, yang menyebabkan bangunan hotel retak-retak.

"Setelah dirundingkan, kami sepakat untuk memindahkan posko," kata Iwan, yang saat gempa 7,4 SR mengguncang Nepal, Selasa, sedang berada di kamar mandi dan sempat terpelanting karena guncangan yang sangat keras.

"Alhamdulillah tidak ada yang luka, tapi waktu ke luar orang-orang sudah berlarian panik menghindari gedung tinggi," kata dia.

Distrik Thamel, tempat KGH berada, merupakan area pusat kota yang padat wisatawan dan penuh bangunan tinggi.

Iwan menyampaikan semua WNI di Nepal, baik penduduk, pengunjung, maupun tim relawan, dalam kondisi selamat.

"Teman-teman relawan yang berada di Kathmandu, Satunggal, Chapakot, dan Gorkha, Alhamdulillah selamat dan sudah bisa dihubungi," kata dia.

Menurut Iwan, Rumah Sakit Lapangan yang didirikan Tim Indonesia Peduli Nepal di Satunggal hingga kini masih beroperasi dan menerima tambahan pasien setelah gempa Selasa lalu.

Berdasarkan data per Selasa, ada 103 WNI di Nepal, 39 orang menetap dan 64 pengunjung.

Dari jumlah tersebut, 26 WNI telah dipulangkan menggunakan pesawat Boeing 737 TNI Angkatan Udara pada 6 Mei lalu.

Hingga kini, tim masih melacak keberadaan tiga WNI pendaki yakni Alma Parahita, Kadek Andana dan Jeroen Hehuwat, yang terakhir kontaknya diketahui di Langtang di ketinggian 3.000 mdpl di Peguningan Himalaya.

Pada Jumat pekan lalu, tim berhasil mengidentifikasi kartu identitas milik Alma Parahita di Rumah Sakit Teaching University, Kathmandu, yang ditemukan oleh tim pencari Spanyol di Langtang dan diserahkan kepada otoritas militer Nepal.

"Rencananya kami akan berada di Nepal hingga 15 Mei, namun kita lihat perkembangannya nanti," kata Iwan.

Pewarta: A Fitriyanti
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015