Balikpapan (ANTARA News) - Setelah sepekan hilang dalam musibah terbaliknya kapal LCT Daniel 8019, keluarga Nakhoda Kamarlan Siahaan yang hilang dalam kejadian itu menyatakan sudah mengikhlaskan korban.

LCT Daniel terbalik pada Jumat malam 8/5 di Sungai Somber, di depan pelabuhan PT Dian Yuspa dimana sebelumnya kapal dimuati dengan 37.360 tabung gas elpiji 3 kg untuk dikirim ke Tarakan, Kalimantan Utara.

"Kami sudah relakan, sudah ikhlaskan, dan siap menerima apa pun yang terjadi dengan beliau," kata istri Kamarlan, Timan Nainggolan, Kamis malam di lokasi kejadian di pelabuhan milik PT Dian Yuspa di Sungai Somber.

Bersama kakak Kamarlan, Amsyar Siahaan, dan sejumlah anggota keluarga lainnya, sejak Sabtu 9/5 pekan lalu, mereka menunggui proses pencarian dan upaya evakuasi atas Kamarlan Siahaan. Pada dua hari pertama itu, Timan tak henti-hentinya menangis. Di hari ketujuh ini, ia sudah terlihat tegar meski upaya pencarian korban belum membuahkan hasil.

Keluarga sempat pula meminta bantuan paranormal untuk mengetahui kondisi dan posisi Kamarlan. Disebutkan oleh paranormal tersebut, bahwa sesungguhnya Kamarlan sudah tidak lagi ada di dalam kapal yang terbalik, tapi masih berada di sekitar lokasi kejadian.

Pihak tim evakuasi, seperti Basarnas, BPBD, polisi dari Direktorat Polisi Perairan (Ditpolair) Polda Kaltim, termasuk relawan SAR dari Chevron Indonesia Company dan masyarakat Margomulyo dari sekitar lokasi percaya kapten berusia 62 tahun tersebut terjebak di anjungan kapalnya.

"Memang ada saksi yang menyebutkan kapten sudah berhasil keluar anjungan dan berada di dek saat kapal mulai miring," ungkap Direktur Ditpolair Polda Kaltim Komisaris Besar Polisi Yassin Kosasih.

Saat ini juga polisi masih memeriksa 6 anak buah kapal (ABK) yang selamat dari kejadian tersebut. Mereka adalah Juru Mudi I Adrian (27), Juru Mudi II Zaenal (29), Kepala Kamar Mesin Bustani (56), juru oli Siswanto, teknisi Mulyadi (45), dan Chip Jublin (32).

Sampai hari ketujuh kemarin tim evakuasi berkonsentrasi dalam upaya menarik kapal menuju dok PT Dok Perkapalan Kaltim di hilir lokasi kejadian. Namun empat kapal tunda yang bersama-sama menarik kapal yang tertelungkup itu tak berhasil menggerakkan kapal secara signifikan.

"Tujuannya kita tarik ke dok itu untuk dibalikkan ke posisi normal. Di dok itu kan ada crane yang berkekuatan hingga 1.000 ton yang kami harapkan mampu membalikkan itu. Kalau sudah bisa dibalik, kan lebih mudah evakuasi, baik korban maupun muatan," jelas Kombes Yassin Kosasih.

Pewarta: Novi Abdi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015