Jakarta (ANTARA News) - Aktor asal Tatar Sunda, Epy Kusnandar mengungkapkan, sebelum meninggal, Didi Petet sempat berpesan padanya agar menjadi aktor yang berkesan bagi penonton.

"Kang Didi orangnya penuh kejutan, enggak bisa ditebak. Dia pernah pesan, kalau jadi aktor harus berkesan," kata Epy kepada ANTARA News di kawasan kediaman Didi, di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan.

Epy mengaku bertemu pertama kali dengan Didi sekitar tahun 1989, melalui perantara almarhum musisi Harry Roesli.

Saat itu, tutur Epy, dirinya sedang menimba ilmu di Institut Kesenian Jakarta (IKJ).

"Sekitar tahun 1989, saya bertemu Kang Didi. Waktu itu saya bilang mau belajar pantomim dan menjadi aktor. Kang Didi lalu bilang, 'sadari'. Saya enggak mengerti awalnya," tutur Epy.

Tapi pada akhirnya, lanjut Epy, dirinya memahami maksud Didi. Menurut dia, Didi secara tak langsung berpesan, bila ingin menjadi aktor harus meyakinkan.

"Sebagai aktor harus sadari, sadari untuk meyakinkan penonton," kata dia.

Epy mengaku mengidolakan sosok Didi. Untuk mempelajari akting lebih dalam, Epy mengatakan beberapa kali belajar dari Didi. Epy yang beberapa waktu lalu terlibat syuting bersama Didi mengatakan, sebelum meninggal, Didi sempat mengeluh sakit padanya.

"Py, aing geuring euy (Pi, saya sakit). Kang Didi hanya bilang itu, tapi enggak kelihatan sakitnya. Itu dua malam lalu," kata Epy.

"Tetapi saya enggak paham. Kalau saya paham, saya enggak akan pulang ke Jakarta. Saya akan temani dia di markas. Saya nya enggak mengerti," sesal Epy sembari terisak.

"Saya dan keluarga tentu merasa kehilangan. Setiap pertemuan dengan Kang Didi, saya selalu jadikan pelajaran," pungkas dia.

Didi petet menghembuskan napas terakhir di kediamannya di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Jumat ini sesaat sebelum waktu Subuh, dalam usia 58 tahun.  

Didi meninggalkan satu isteri, Uce Sriasih dan empat orang anak. Menurut rencana, jenazah Didi akan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, sekitar pukul 15.00 nanti, Jumat ini.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015