Semarang (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah menilai kebakaran Pasar Johar berpotensi memicu inflasi di bulan Mei.

"Pasar Johar merupakan sentra atau pasar induk di Semarang, dari pantauan kami memang ada beberapa komoditas yang beberapa hari terakhir ini mengalami kenaikan harga," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jateng Jam Jam Zamachsyari di Semarang, Jumat.

Meski demikian, pihaknya belum bisa memastikan apakah kenaikan harga tersebut merupakan dampak dari kebakaran Pasar Johar. Mengenai beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga kebanyakan berasal dari bumbu-bumbuan.

Selama ini, Pasar Johar sendiri memang merupakan pusat tengkulak bagi para pedagang dari pasar lain, salah satunya untuk komoditas bumbu-bumbuan.

"Kami belum bisa memastikan apakah itu merupakan pengaruh kebakaran atau tidak, yang pasti Johar itu kan biasa memasok komoditas-komoditas utama ke beberapa pasar lain. Itu bisa saja berpengaruh terhadap kenaikan harga," katanya.

Pihaknya juga enggan memrediksi apakah nanti akan terjadi inflasi atau tidak. Menurutnya, mengenai dampak positif atau negatifnya kebakaran di Pasar Johar tersebut terhadap kondisi ekonomi di Jateng dapat diketahui pada awal bulan mendatang.

Sementara itu, kondisi saat ini yang mulai memasuki jelang bulan puasa juga berpotensi berakibat pada kenaikan harga terutama untuk komoditas bumbu-bumbuan. Menurutnya, hal itu biasa terjadi setiap tahun.

"Kenaikan harga akan terjadi pada jelang bulan puasa sampai satu minggu setelah memasuki bulan puasa. Baru nanti minggu kedua mulai ada penurunan harga komoditas," katanya.

Selanjutnya, kenaikan harga akan terjadi pada jelang Lebaran. Kenaikan tersebut biasanya akan bertahan hingga beberapa hari pascalebaran.

"Biasanya saat awal bulan puasa dan jelang Lebaran orang cenderung meningkatkan konsumsi mereka. Ini berdampak pada kenaikan inflasi yang cukup besar," katanya.

Pewarta: Aris Wasita Widiastuti
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015