Saya sudah bicara dengan pemain dalam pertemuan hari ini. Apakah nanti tawaran ini diterima atau tidak tentu kita serahkan kembali ke pemain."
Makassar (ANTARA News) - Manajemen PSM Makassar memutuskan untuk memangkas gaji pemain hingga 75 persen dari nilai kontrak yang diterima sebelum penghentian kompetisi Indonesia Super League dengan status "force majeur" oleh PSSI.

Direktur Klub PSM, Sumirlan di Makassar, Jumat, mengatakan, keputusan ini sudah disampaikan ke pemain dalam pertemuan hari ini. Pihaknya akan membicarakan persoalan rasionalisasi gaji untuk turnamen pramusim ini lebih lanjut pada pekan depan.

"Saya sudah bicara dengan pemain dalam pertemuan hari ini. Apakah nanti tawaran ini diterima atau tidak tentu kita serahkan kembali ke pemain," jelasnya.

Saat ini, kata dia, seluruh pemain memang masih terdaftar di tim dan PT Liga Indonesia. Namun kontrak mereka otomatis putus karena penghentian kompetisi secara Force Majeur, sehingga perlu dibuatkan ulang untuk turnamen.

Untuk itu, seluruh pemain tidak akan menerima gaji mereka seluruhnya seperti saat masih bergulirnya ISL. Saat ini, kata dia, pemain hanya akan menerima gaji 25 persen setiap bulan selama turnamen pramusin ini berlangsung mulai Mei hingga Agustus 2015.

"Segera kami akan ajukan tawaran baru khusus untuk turnamen ini, diterima atau tidak, itu tergantung pemain," katanya.

Terkait keputusan rasionalisasi gaji pemain tersebut pada dasarnya sesuai dengan panduan dari PT Liga Indonesia untuk mengantisipasi adanya klub yang mengalami kesulitan finansial saat kompetisi sedang berjalan.

PT Liga Indonesia, Joko Driyono sebelumnya menyatakan klub yang sudah menyatakan kesiapannya berlaga di turnamen pramusim memang sudah sepakat untuk pembayaran gaji pemainnya hanya sebesar 25 persen dari nilai kontrak yang telah disepakati sebelumnya.

Adapun alasannya karena turnamen ini dinilai tidak akan mendapatkan pemasukan yang sama seperti halnya saat berlaga di kompetisi Indonesia Super Leagua (ISL) atau QNB League sebelumnya.

Adapun rasionaliasi gaji pemain yang berlaga di QNB League 2015 memang bisa dikatakan cukup besar. Bahkan ada pemain yang gajinya menembus hingga Rp1 miliar lebih selama setahun. Jumlah itu bahkan jauh lebih besar bagi beberapa pemain asing yang memperkuat beberapa klub.

Kondisi itu yang dinilai membuat pengeluaran klub peserta ISL begitu membengkak yang tentu dikhawatirkan terjadinya tunggakan gaji pemain.

Namun demikian, pihaknya tentu tidak ingin kebijakan rasionalisasi gaji justru membuat gengsi sepak bola Tanah Air menurun sehingga masih membutuhkan pematangan yang lebih dalam.

Pewarta: Abd Kadir
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015