New York (ANTARA News) - Harga minyak AS turun untuk hari ketiga berturut-turut pada Jumat, di tengah berlanjutnya kekhawatiran tentang kelebihan pasokan global, data ekonomi AS yang lemah dan pelambatan pengurangan rig di AS.

Minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, patokan AS, merosot 19 sen menjadi berakhir pada 59,69 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Di perdagangan London, minyak mentah Brent, patokan global, untuk pengiriman Juli, naik 11 sen menjadi menetap di 66,59 dolar AS per barel.

Tim Evans, analis Citi Futures, mengatakan ada "putaran sehat berakhirnya ambil untung pekan ini" karena fokus pasar bergeser ke kelebihan pasokan global kuartal kedua.

Laporan rig mingguan Baker Hughes menunjukkan jumlah rig pengeboran minyak AS turun delapan rig menjadi 660 rig, menandai pelambatan dalam pengurangan yang terlihat di tengah penurunan harga minyak.

Dibandingkan dengan puncak Oktober, jumlah rig telah jatuh 59,0 persen.

Produksi minyak mentah AS naik sedikit pada minggu lalu, menjadi 9,4 juta barel per hari, sehingga persediaan bertahan di rekor tertinggi, menurut Departemen Energi.

Penurunan dalam jumlah rig Baker Hughes adalah yang terlemah sejak 12 Desember, kata James Williams dari WTRG Economics, menunjukkan bahwa produksi AS tidak akan melambat sebanyak yang diperkirakan sebelumnya.

Untuk Evans dari Citi Futures, sejumlah data AS lain yang mengecewakan lebih lanjut mempersuram prospek permintaan di konsumen minyak mentah terbesar dunia itu.

"Data produksi industri AS dan kepercayaan konsumen yang lebih lemah dari perkiraan juga terlihat seperti meruntuhkan asumsi bahwa ekonomi akan pulih cepat dari kuartal pertama yang lemah," kata Evans.

Produksi industri AS turun untuk bulan kelima berturut-turut pada April, sebesar 0,3 persen, dengan output pertambangan jatuh untuk bulan keempat, terseret lebih rendah sebagian oleh penurunan tajam dalam pengeboran minyak dan gas, Federal Reserve melaporkan.

Indeks sentimen konsumen Universitas Michigan untuk awal Mei anjlok menjadi 88,6 dari 95,9 pada April.

Matt Smith dari Schneider Electric mengatakan bahwa Brent bertahan lebih baik daripada WTI, karena kekhawatiran geopolitik Timur Tengah mempertahankan harga "bulish." Demikian laporan AFP.

(Uu.A026)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015