... negara di dunia yang pernah menampung memfasilitasi pengungsian terbesar waktu Vietnam itu Indonesia. Kita tampung di Pulau Galang tapi syaratnya harus kerja sama internasional...
Banjarmasin, Kalimantan Selatan (ANTARA News) - Wakil Presiden, Jusuf Kalla, mengatakan, Indonesia membantu menampung pengungsi Rohingya yang terdampar di wilayah perairan Tanah Air untuk kemanusiaan.

"Kita membantu dalam konteks kemanusiaan, jadi kalau mereka terdampar pasti kita tampung pasti diberikan bantuan makanan dan sebagainya," kata Kalla, dalam kunjungan kerjanya, ke Banjarmasin, Senin.

Wapres mengingatkan bahwa Indonesia juga pernah menampung pengungsi dari Vietnam di Pulau Galang di Kepulauan Riau.

"Jangan lupa ya, negara di dunia yang pernah menampung memfasilitasi pengungsian terbesar waktu Vietnam itu Indonesia. Kita tampung di Pulau Galang tapi syaratnya harus kerja sama internasional," katanya.

Kalau ada kerja sama internasional dan ada negara yang berjanji untuk menerimanya para pengungsi tersebut Idonesia bisa lebih aktif lagi dalam membantu.

"Tapi kalau sekarang internasional tidak ada yang siap menerimanya ini masalah nanti," kata Kalla, seraya menambahkan tujuan pengungsi Rohingya tersebut sebetulnya adalah Malaysia dan Australia, bukan Indonesia.

Langkah lebih lanjut yang akan diambil pemerintah terkait muslim Rohingya yang terdampar itu terutama mengenai pengembalian mereka ke negaranya tergantung dari persetujuan negara asal dan pemerintah juga akan membicarakan masalah tersebut dengan PBB.

Saat ini Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, melakukan pertemuan dengan koleganya dari Malaysia dan Thailand membahas mengenai Rohingya.

Sejak sepekan terakhir ratusan pengungsi Rohingya terdampar di perairan Aceh Utara, Aceh Timur dan Sumatera Utara. Mereka saat ini ditampung untuk didata dan diidentifikasi.

Di Eropa, gelombang pengungsi dari Afrika Utara juga menjadi masalah serius. Dalam dua tahun terakhir, sudah ratusan ribu pengungsi dari Afrika Utara ditampung di negara-negara anggota Uni Eropa dengan pembiayaan dari Uni Eropa juga.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015