Padang (ANTARA News) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat akan mengevaluasi secara menyeluruh Kebun Binatang Kandi di Kota Sawahlunto terkait dengan matinya seekor orangutan Kalimantan pada 16 Mei 2015.

"Ini dilakukan untuk memastikan apakah kebun binatang tersebut telah memenuhi semua syarat dan fasilitas, jika tidak terpenuhi yang paling ekstrem dapat dicabut izinnya," kata Kepala BKSDA Sumatera Barat (Sumbar) Margo Utomo di Padang, Senin.

Menurut dia, evaluasi akan dilakukan mulai minggu depan bekerja sama dengan Universitas Andalas dan Persatuan Kebun Binatang Seluruh Indonesia untuk mengecek kelayakan kebun binatang tersebut.

Ia menceritakan matinya seekor orangutan betina penghuni kebun binatang bernama Sari terjadi akibat perkelahian antara dua jantan yang sedang birahi.

"Akibatnya Sari yang sedang mengandung anak kedua menjadi korban dan kondisi terakhir patah tulang sehingga tidak dapat diselamatkan," kata dia.

Sebelumnya, kata dia, berdasarkan hasil monitoring yang dilakukan sejumlah fasilitas cukup lengkap hanya saja sejak awal Mei tenaga medis kebun binatang mengajukan pindah.

Sementara itu, Koordinator Keanekaragaman Hayati BKSDA Sumbar Rusdian Ritongga mengatakan, di kebun binatang itu ada empat orangutan.

Ia menjelasksn bahwa saat kejadian Sari dikarantina di salah satu kandang kecil bersama orangutan lain. Salah seekor orangutan jantan mengamuk karena birahinya naik, kata dia

"Sesuai prosedur orang utan yang sedang bunting tidak dipertemukan dengan yang jantan, tapi kejadian ini di luar perkiraan, karena jantan mengamuk, lalu dianiaya seperti pemerkosaan," ujarnya.

Wali Kota Sawahlunto Ali Yusuf saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya sudah memerintahkan untuk segera mengevaluasi keadaan dan fasilitas Kebun Binatang Kandi.

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015