Temanggung (ANTARA News) - Keakraban antara masyarakat dengan para anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) begitu kental saat memasuki Dusun Pakis, Desa Wonokerso, di kawasan perbukitan Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah .

Mereka membaur menjadi satu bergotong-royong membuat jalan desa yang menghubungkan Dusun Pakis, Desa Wonokerso, Kecamatan Pringsurat, dengan Dusun Porot, Desa Getas, Kecamatan Kaloran.

Jalan yang dibangun dalam program TMMD dengan lebar enam meter dan panjang 1.580 meter tersebut semula hanya merupakan jalan setapak dengan lebar sekitar 0,5 meter sehingga hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki.

Pada musim hujan pejalan kaki harus ekstra hati-hati melewati jalan setapak itu karena licin dan berlumpur, apalagi di samping jalan setapak itu berupa jurang dan pejalan kaki harus melewati jembatan darurat berupa rakitan batang bambu.

Guna membangun jalan tersebut masyarakat bersama TNI harus mengepras lereng bukit dan meratakannya. Sebagian tanah hasil keprasan tersebut dimanfaatkan untuk menimbun bagian jalan yang memiliki kemiringan sangat tajam.

Pembuatan jalan untuk menghubungkan dua desa tersebut juga dilengkapi dengan pembangunan jembatan sepanjang enam meter, lebar empat meter dan sebuah gorong-gorong.

Sudah lama warga Wonokerso menginginkan dibangunnya jalan yang menghubungkan dengan Desa Getas tersebut sebagai akses pendidikan, ekonomi, dan sosial.

Agar saat musim hujan tetap bisa dilalui kendaraan bermotor maka TMMD yang berlangsung 7-27 Mei 2015 dilakukan pengerasan jalan dengan menata batu selebar empat meter di sepanjang jalan baru tersebut.

Pelaksanaan TMMD reguler ke-94 tersebut melibatkan 120 personel, yakni dari Batalyon Artileri Medan (Yon Armed) 3 Magelang, TNI AU, TNI AL, Polri, dan Kodim Temanggung. Sebelum TMMD berlangsung, didahului dengan karya bakti untuk membangun jembatan dan gorong-gorong.

Warga Pakis, Wonokerso, Tukiman Farid (51) mengatakan sudah lama warga Wonokerso mendambakan jalan tersebut.

"Sekitar tahun 1997 warga menginginkan keberadaan jalan ini, namun baru bisa terealisasi saat ini dengan adanya TMMD. Kami sangat berterima kasih kepada bapak-bapak TNI karena bersama masyarakat mewujudkan jalan ini," katanya.

Ia mengatakan dengan adanya jalan baru ini dapat memperpendek jarak tempuh antara Desa Wonokerso dengan Desa Getas.

"Jika naik kendaraan bermotor dari Wonokerso ke Getas atau sebaliknya, sebelumnya harus melewati wilayah Kabupaten Semarang dengan jarak sekitar lima kilometer sekarang melalui jalan baru ini hanya berjarak sekitar satu kilometer," katanya.

Pembangunan jalan baru tersebut juga dirasakan manfaatnya oleh para pelajar SMP dan SMA di Desa Wonokerso, karena sekolah terdekat untuk jenjang pendidikan itu berada di Desa Getas, Kacamatan Kaloran.

Sebagian besar anak-anak Desa Wonokerso menempuh pendidikan di SMP Negeri 3 Kaloran yang berada di Dusun Porot, Desa Getas, dan sebagian di SMA Harapan Bangsa di Desa Getas.

Siswa SMP Negeri 3 Kaloran, asal Pakis, Amri Trimban (14) menuturkan, sebelum ada jalan baru tersebut kalau berangkat sekolah harus menenteng sepatu, terutama saat musim hujan karena harus melewati jalan setapak yang licin dan berlumpur di antara ladang tanaman kopi.

"Terpaksa sepatu kami tenteng dan baru saya pakai saat tiba di sekolah agar sepatu tetap bersih," katanya.

Ia menuturkan kalau tidak mau jalan kaki menyusuri jalan setapak, maka untuk pergi ke sekolah harus diantar orang tua menggunakan sepeda motor yang jaraknya cukup jauh karena harus jalan memutar melalui wilayah Kabupaten Semarang.

Menurut dia kalau sebelumnya harus berangkat sekolah sekitar pukul 06.00 WIB menyusuri jalan setapak, maka sekarang bisa berangkat pukul 06.30 WIB dengan naik sepeda motor melalui jalan baru yang saat ini masih dalam pengerjaan akhir.

Swadaya Masyarakat

Program TMMD reguler ke-94 yang dibuka oleh Pangdam IV/Diponegoro Mayjen Bayu Purwiyono pada 7 Mei 2015 tersebut dapat memacu swadaya masyarakat, bahkan sejumlah warga merelakan lahannya untuk dijadikan jalan.

Dandim 0706/Temanggung Letkol Kav. Zubaedi mengatakan warga menyumbangkan tanahnya untuk pembangunan jalan ini sudah "clear" pada bulan Desember 2014.

Ia menyebutkan untuk Desa Wonokerso ada 22 orang yang merelakan lahannya untuk pembangunan jalan dengan luas 1.629,5 meter persegi, sedangkan warga Desa Getas juga 22 orang dengan luasan 1.143,1 meter persegi.

"Mereka semua sudah membuat surat pernyataan bahwa ikhlas menyerahkan lahannya untuk pembangunan jalan tersebut," katanya.

Ia mengatakan dalam pembangunan jalan itu swadaya masyarakat Wonokerso dan Getas besar sekali.

"Dalam proses untuk membuka jalan, mereka berpikir bahwa dengan tenaga manusia tidak mampu maka kemudian menyewa alat berat untuk mengepras lereng bukit dengan nilai sekitar Rp75 juta," katanya.

Ia menuturkan seiring dengan perintah pimpinan TNI Angkatan Darat tentang adanya kegiatan teritorial yang efeknya akan terjadi keakraban antara TNI dan masyarakat, maka sebanyak 120 prajurit yang terlibat TMMD tempat tinggalnya menyatu dengan penduduk setempat.

"Tempat mereka kami bagi menjadi dua desa, yakni di Wonokerso tinggal bersama 17 keluarga yang terbagi antara dua hingga lima prajutit per keluarga tergantung daya tampung rumah dan di Getas ada lima keluarga dengan daya tampung tiga hingga tujuh prajurit per keluarga," katanya.

Anggaran dari TNI AD Rp146.200.000 untuk uang saku dan uang makan prajurit yang diinsetkan kepada keluarga yang ditempati prajurit dan makan bersama-sama dengan penduduk dan tempat tinggal masing-masing prajurit.

Kemudian anggaran dari APBD Provinsi Jateng sebanyak Rp160 juta dan APBD Kabupaten Temanggung Rp225 juta turun langsung ke desa berupa material sudah berlangsung dan dilaksanakan saat pra-TMMD maupun karya bakti.

Zubaedi mengatakan sasaran TMMD reguler ke-94 tahun 2015 selain fisik juga nonfisik bekerja sama dengan instansi terkait, antara lain ceramah bahaya narkoba dari Polres Temanggung, ceramah wawasan kebangsaan dan bela negara dari Kesbangpol Temanggung, ceramah budi daya kopi dari Dinas Pertanian dan Perkebunan.

Pangdam IV/Diponegoro Mayjen Bayu Purwiyono mengatakan kekuatan TNI akan bertambah kalau lebih dekat dengan rakyat, dan dengan adanya TMMD ini semakin merekatkan dan mendekatkan rakyat dengan TNI.

"Kalau tidak ada pembangunan jalan ini kami tidak bisa lebih dengan rakyat, kalau sudah bersatu akan sangat menguntungkan di antara masyarakat dengan TNI," katanya.

Ia mengatakan, dengan terbukanya akses jalan antara Dusun Pakis dengan Dusun Porot ini sangat menguntungkan masyarakat. Selain memperpendek jarak juga komunikasi yang selama ini belum terbuka antara warga di kedua kecamatan tersebut menjadi terbuka dan semakin mempererat hubungan masyarakat.

Ia menuturkan, program TMMD ini tidak akan berhenti di sini saja, TMMD ke depan masih akan dilakukan di daerah lainnya, tentunya di daerah-daerah yang masih tertinggal,terpencil, dan membutuhkan batuan TNI.

"Kalau program TMMD ini sudah selesai, masyarakat masih bisa meminta bantuan kepada kami. Sekali lagi TNI tidak ada apa-apanya bila tidak bersatu dengan rakyat, itu sudah terbukti. Hanya dengan beginilah TNI akan semakin kuat," katanya. 

Oleh Heru Suyitno
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015