Batam (ANTARA News) - Investor bidang minyak dan gas asal Iran berniat mengembangkan pabrik pengolahan aspal di Kabil, Batam yang berpotensi menjadi penghubung (hub) Asia bagi jalur pelayaran dunia dan pasokan aspal di Selat Malaka.

"Investor Iran setidaknya membutuhkan luas lahan sekitar 40 hektare sampai 80 hektare untuk pabrik. Jika pembangunan pabrik itu terwujud, proyek itu ditaksir akan membuat Batam menjadi hub bagi negara-negara pembeli aspal dari Iran," kata Direktur Promosi dan Humas BP Batam Purnomo Andiantono di Batam, Selasa.

Andi mengatakan, mengantarkan langsung investor Iran yang mau membangun pabrik aspal untuk melihat lahan di Kawasan Kabil yang rencananya akan dibangun pabrik penglohan.

"Perusahaan tersebut memang bergerak dalam minyak dan gas. Namun untuk di Batam mereka akan mengembangkan aspal sebagai varian dari usaha tersebut," kata dia.

Batam selama ini mendapat pasokan aspal yang dibeli dari Singapura yang juga mendapat pasokan dari Iran, sama seperti Tiongkok yang juga menyerap pasokan aspal dari negara tersebut.

"Singapura dan Tiongkok juga membeli dari Iran. Jadi kalau dibangun di Batam, jalur distribusi untuk Kepri dan negara-negara lain akan lebih mudah," kata Andi.

Untuk mendukung hal tersebut, pihak Iran juga berniat membangun tangki pemanas aspal atau Asphalt Oriented Refinery Plant sendiri di atas lahan tersebut setelah tangki milik Pertamina tidak bisa dipakai untuk menjaga suhu panas aspal di 180 derajat celsius.

"Saat ini tengah tahap negosiasi dengan Pertamina mengenai lahan yang hendak disewa. Mereka juga akan bangun tangki sendiri jika ini terwujud," ujar dia.

Dengan rencana investasi Iran tersebut, kata Andi, menunjukkan bahwa Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam masih menjadi salah satu yang menarik bagi investor.

"Lahan untuk menyerap investasi di Batam masih memungkinkan untuk menyerap banyak investasi baru. Hanya saja perlu tambahan-tambahan insentif agar semakin banyak investasi masuk," kata Andi. 

Pewarta: Larno
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015