Setiap tahunnya ada 36.000 hingga 45.000 insinyur baru, tapi banyak yang tidak bekerja di bidangnya."
Jakarta (ANTARA News) - Persatuan Insinyur Indonesia (PII) bertepatan dengan hari ulang tahunnya ke-63 pada 23 Mei 2015 akan menganugerahi anggota kehormatan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Presiden Jokowi akan diangkat menjadi anggota kehormatan PII. Sudah kami sampaikan dan beliau menerima," kata Ketua Umum PII Bobby Gafur Umar setelah diterima Presiden Jokowi di Kantor Presiden Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, PII yang merupakan organisasi profesi tertua kedua di Indonesia setelah Ikatan Dokter Indonesia (IDI) juga pernah memberikan penghargaan terkait keinsinyuran diantaranya kepada Margareth Thatcher (mantan Perdana Menteri Inggris) dan Helmut Koln (mantan Kanselir Jerman).

PII mempertimbangkan Jokowi sebagai anggota kehormatan mengingat sosoknya yang lulusan insinyur kehutanan.

"Kami sampaikan ke Presiden bahwa Presiden akan kami jadikan anggota kehormatan PII. Beliau menerima," katanya.

Pada kesempatan itu, ia mengemukakan, Presiden Jokowi saat menerima PII juga membahas peningkatan jumlah dan kapasitas insinyur di Indonesia.

Presiden, menurut dia, bahkan telah memiliki hitungan sendiri menyangkut beberapa sektor Indonesia masih kekurangan banyak insinyur.

PII mencatat kebutuhan insinyur dan sarjana teknik di Indonesia mencapai 700.000 orang karena dari sumber daya manusia yang dihasilkan per tahunnya hanya 45 persen yang bekerja di bidang keinsinyuran.

Hal ini, dikemukakannya, karena peluang kerja di bidang keinsinyuran yang semakin sempit dan paket kebijakan remunerasi belum baik.

"Setiap tahunnya ada 36.000 hingga 45.000 insinyur baru, tapi banyak yang tidak bekerja di bidangnya. Tapi, kita masih kekurangan 120.000 insinyur. Pemerintah sudah paham untuk mempercepat roda pencetakan insinyur baru," demikian Bobby Gafur Umar.

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015