Hanya pengembang yang dapat membaca pasar secara baik dan benar yang akan memenangkan persaingan pasar ke depan."
Jakarta (ANTARA News) - Pasar properti yang sedang melambat pada awal 2015 ini diperkirakan bakal segera naik kembali setelah 2015, kata Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda.

"Dengan perkiraan titik terendah pasar properti 2015, maka posisi pasar properti telah dalam posisi paling rendah dan akan segera naik dalam waktu tertentu," kata Ali Tranghanda dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Menurut Ali, sejak 2013 sebenarnya tanda-tanda perlambatan sudah terjadi akibat harga yang sudah terlalu tinggi dan pasar yang telah jenuh.

Sedangkan sepanjang 2014, ujar dia, tercatat terjadi penurunan penjualan perumahan sepanjang tahun sebesar minus 72 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Terkait dengan sejumlah pihak yang menyatakan bakal terjadi krisis, Ali mengungkapkan meski beberapa indikator ekonomi terjadi goncangan seperti anjloknya nilai mata uang rupiah namun secara fundamental seharusnya tidak akan terjadi krisis.

"Dari sisi pajak memang meresahkan dunia bisnis properti dengan pengenaan PPnBM dan pajak supermewah. Meskipun Indonesia Property Watch mengkritik aturan tersebut karena pemerintah tidak menggunakan batasan harga yang wajar, namun dengan kondisi ini justru pasar properti akan bergerak ke segmen menengah," katanya.

Ia memprediksi bahwa meski pasar menengah atas masih dalam tekanan, namun pasar akan segera menyesuaikan diri dengan menyasar segmen menengah. Untuk itu, para pengembang menengah atas yang masih terdistorsi harus berubah atau bakal terkena risiko kehilangan pasar yang besar.

Dengan kondisi ini maka pasar properti dinilai akan terus mengalami proses keseimbangan pasar sampai paling lambat akhir 2015 atau awal 2016.

"Hanya pengembang yang dapat membaca pasar secara baik dan benar yang akan memenangkan persaingan pasar ke depan," ucapnya.

Sebelumnya, Real Estat Indonesia (REI) mengharapkan iklim industri dan pembelian properti di Tanah Air kembali meningkat setelah mengalami perlambatan secara nasional pada 2014 yang merupakan imbas penyelenggaraan pemilu.

"Kami tentunya dengan acara ini ingin membangkitkan industri properti," kata Ketua Umum REI Eddy Hussy dalam pembukaan REI Expo 2015 di Jakarta, Sabtu (2/5).

Menurut dia, iklim industri properti nasional pada 2014 lalu sempat melambat karena banyak yang menunda bertransaksi properti akibat dampak pemilu.

Untuk itu, lanjutnya, pada tahun 2015 ini, pihaknya ingin untuk membangkitkan lagi iklim industri properti karena memang kondisi sudah lebih baik.

REI Expo 2015 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), 2-10 Mei 2015 itu menghadirkan sebanyak 175 proyek properti yang tersebar di berbagai kota di Indonesia antara lain Jabodetabek hingga Balikpapan, Batam, dan Lombok. "Unit properti yang ditawarkan dari mulai ruko, apartemen, rumah, condotel, dan lain-lain. Harga mulai Rp120 juta," kata Eddy Hussy.

Ia mengemukakan, pameran tersebut juga dimaksudkan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi bidang perumahan baik bagi masyarakat yang baru ingin mencari hunian tempat tinggal, maupun bagi mereka yang sedang mencari sarana investasi.

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015