Bandung (ANTARA News) - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyatakan temuan temuan adanya sebuah kios penjualan beras yang diduga dibuat berbahan baku sintetis, di Pasar Mutiara Gading, Kecamatan Mustikajaya, Bekasi, merupakan sebuah kejahatan pangan.

"Harus diteliti, harus diusut, ini adalah sebuah kejahatan di bidang pangan, bayangkan kalau kita mengkonsumsi plastik. Ini bahaya bagi kesehatan kita," kata Ahmad Heryawan, usai memimpin Upacara Kebangkitan Nasional di Gedung Sate Bandung, Rabu.

Ia menuturkan, Pemprov Jawa Barat melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan telah terjun ke lapangan untuk meneliti temuan beras sintetis tersebut.

"Sudah turun kita, untuk meneliti ke lapangan, ya tentu hal-hal seperti ini kita harus cepat tanggap," kata dia.

Pihaknya mengimbau bagi masyarakat yang menemukan temuan penyimpangan pangan seperti beras sintetis segera melaporkan kepada aparat terkait.

"Kalau ada yang menemukan kejadian serupa. Segera laporkan. Boleh jadi kalau warga tidak lapor temuan ini tidak terungkap," kata dia.

Kepolisian Sektor Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, menutup sebuah kios penjualan beras yang diduga dibuat berbahan baku sintetis, Selasa, di Pasar Mutiara Gading, Kecamatan Mustikajaya.

"Dari kios itu, kita juga mengamankan seorang penjualnya bernama Sembiring beserta empat orang karyawannya untuk diperiksa sebagai saksi," kata Kapolsek Bantargebang, Kompol Gatot Suyanto, di Bekasi.

Menurut dia, temuan beras tersebut bermula dari laporan seorang warga dan sejumlah kabar yang ditayangkan melalui media sosial Facebook dan Instagram.

"Penutupan kios ini merupakan tindak lanjut laporan masyarakat yang merasa dirugikan dengan peredaran beras tersebut," katanya.

Menurutnya, ada dugaan peredaran beras terkontaminasi bahan sintetis, sehingga pihaknya langsung menelusuri kasus itu dengan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Mutiara Gading, Kelurahan Mustikajaya, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015