Jakarta (ANTARA News) - Kelompok Kerja Jagung Kemitraan Pertanian Berkelanjutan Indonesia (Pisagro) mengklaim mampu meningkatkan produktivitas petani di Kabupaten Bima dan Dompu, Nusa Tenggara Barat sekitar 20 persen dari rata-rata produktivitas di wilayah tersebut yang mencapai rata-rata 7,2 ton per hektar.

"Berkat kemitraan pembiayaan mikro petani jagung diharapkan wilayah ini dapat mendorong pencapaian swasembada jagung nasional," kata Presiden Direktur PT Syngenta Indonesia, Lim JungLee dalam siaran pers yang diterima Antara, di Jakarta, Rabu malam.

Lim yang juga sekaligus Ketua Kelompok Kerja Jagung Pisagro mengatakan, kenaikan produksi tersebut seiring dengan program kemitraan pembiayaan mikro petani jagung di Nusa Tenggara Barat, khususnya wilayah Bima dan Dompu.

"Tahap selanjutnya, kami ingin memperluas ke wilayah lain di Indonesia," ujarnya.

Program Pisagro yang dimulai sejak November 2014 yang melibatkan 198 petani dari 10 kelompok tani di Kabupaten Dompu dan Bima, Nusa Tenggara Barat ini, setiap petani mendapatkan pendanaan sebesar Rp8 juta per hektar.

Beberapa pihak yang terlibat dalam program ini antara lain Bank Andara melalui BPR Pesisir Akbar yang memberikan akses pinjaman modal kepada petani untuk membeli teknologi yang lebih baik, seperti benih unggul, pupuk dan bahan kimia perlindungan tanaman untuk meningkatkan produktivitas jagung.

Dalam sinergi itu Syngenta memberikan pelatihan dan pendampingan petani dengan mengaplikasikan teknologi "Awali Dengan Benar" terbukti meningkatkan produktivitas dan kualitas panen jagung.

Representative Mercy Corps Indonesia, Paul Jeffery, berharap program ini dapat di replikasi di daerah-daerah lain di seluruh Indonesia.

Sementara itu, Direktur Utama Bank Andara, Darwin Wibowo menuturkan optimis program pengembangan keuangan mikro bagi petani jagung ini mampu diperluas ke wilayah lainnya.

"Program ini merupakan kesempatan memberikan edukasi literasi keuangan bagi masyarakat agar gemar menabung dan menggunakan hasil tabungan menjadi modal membeli alat pertanian, benih unggul, pupuk dan pestisida," ujarnya.

(R017)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015