Cilacap (ANTARA News) - Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap, Jawa Tengah, telah melokalisasi rembesan crude oil atau minyak mentah yang mengambang di perairan selatan Nusakambangan.

"Adanya crude oil yang merembes keluar dari pipa sudah dapat dilokalisasi dan diatasi dengan baik sehingga tidak sampai mengganggu masyarakat dan lingkungan sekitar," kata Public Relations Section Head Pertamina RU IV Cilacap Musriyadi di Cilacap, Kamis malam.

Musriyadi mengatakan bahwa kebocoran pipa transfer minyak terjadi di "Single Point Mooring" (SPM) yang berlokasi di lepas pantai sekitar 16 mil laut sebelah selatan Cilacap atau sekitar perairan selatan Pulau Nusakambangan menuju kilang Pertamina RU IV Cilacap.

Kebocoran yang terjadi pada pipa bawah air itu mengakibatkan perairan selatan Nusakambangan terkena tumpahan minyak.

"Tingginya gelombang laut yang terjadi dalam beberapa hari terakhir diduga sebagai penyebab rusaknya fasilitas bongkar muat crude SPM milik RU IV Cilacap," katanya.

Akibat kejadian tersebut, kata dia, kegiatan bongkar muat minyak mentah untuk sementara dihentikan sampai dengan diperbaikinya kerusakan pada sambungan pipa karet (rubber hose) oleh beberapa penyelam dari Tim Bawah Air Pertamina yang diperkirakan akan selesai hari ini (Kamis, red.).

Kendati ada kerusakan pada fasilitas SPM, dia mengatakan bahwa Pertamina memastikan operasional kilang RU IV tetap aman dan tidak terganggu karena proses bongkar muat minyak mentah (unloading crude oil) dari kapal tetap dapat dilakukan menggunakan salah satu jalur pipa yang tidak mengalami kerusakan.

"Guna menghindari kejadian ini tidak terulang lagi di masa yang akan datang, Pertamina RU IV telah membentuk tim untuk melakukan evaluasi dan kajian terhadap fasilitas yang terpasang saat ini," katanya.

Sebelumnya, Musriyadi mengakui adanya tumpahan minyak di sekitar SPM selatan Pulau Nusakambangan.

"Betul bahwa ada aktivitas discharge (pembongkaran) minyak tapi ada yang bocor. Peristiwanya tadi malam dan langsung dilakukan penanggulangan, kami pun sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait," katanya di Cilacap, Kamis siang.

Ia mengatakan bahwa tumpahan minyak akibat kebocoran tersebut sudah dilokalisasi sehingga diharapkan tidak sampai menjangkau pantai.

Menurut dia, pihaknya juga sudah menyisir perairan selatan Cilacap guna mengantisipasi kemungkinan adanya pantai yang terkena tumpahan minyak.

"Ada tim yang menyisir pesisir selatan Cilacap sampai muara Sungai Serayu dan ada juga yang menyisir dari Serayu sampai Widarapayung. Sejauh ini masih kondusif dan aman," katanya.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa pihaknya masih terus menyisir guna mengantisipasi kemungkinan ada tumpahan minyak yang terlepas meskipun telah dilokalisasi.

"Kelihatannya sudah terlokalisasi dan tertanggulangi," jelasnya.

Seperti diwartakan, perairan selatan Pulau Nusakambangan dilaporkan terkena tumpahan minyak dari SPM milik Pertamina RU IV Cilacap

Informasi yang dihimpun dari nelayan di Cilacap, Kamis, tumpahan minyak tersebut terlihat sangat banyak di sekitar SPM dan telah mendekati Pantai Cimiring, Nusakambangan.

"Kami heran, mengapa selalu seperti ini, ada tumpahan minyak. Bagaimana nelayan bisa mendapatkan penghasilan maksimal pada saat menjelang musim panen," kata salah seorang nelayan, Yanto.

Ia mengharapkan Pertamina maupun institusi yang erat kaitannya dengan perminyakan serius menangani masalah tersebut karena tumpahan minyak sering kali terjadi di perairan selatan Nusakambangan, Cilacap, dan sekitarnya.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015