Manado (ANTARA News) - Deputi Bidang Promosi penanaman Modal BKPM RI, Himawan Hariyoga mengatakan investasi sektor maritim dan perkebunan di wilayah Sulawesi berpotensi dikembangkan.

"Hampir sebagian besar daerah di Sulawesi punya potensi di sektor maritim dan perkebunan, namun juga tetap ada pertambangan dan sektor lainnya," kata Himawan di Manado, Kamis.

Untuk Sulawesi, katanya, potensi investasi besar diantaranya lima kawasan industri yaitu Kawasan Industri Palu, Sulawesi Tengah dengan industri existing manufaktur, industri agro seperti rotan, karet, kakao dan rumput laut, smelter.

Infrastruktur pendukung yakni akses jalan, akses pelabuhan Pantoloan, akses Bandara Mutiara SIS Al Djufri, dan pembangkit listrik.

Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah yakni industri existing seperti industri hilir stainless steel, ferronickel dan infrastruktur pendukung, akses jalan, pelabuhan dan pembangkit listrik.

Kawasan Industri Bantaeng, Sulawesi Selatan yakni industri hilir stainless steel, ferronickel serta infrasrtruktur pendukung, akses jalan, pelabuhan dan pembangkit listrik.

Kawasan Industri Konawe, Sulawesi Tenggara industri hilir stainless steel, ferronickel.

Kawasan Industri Teluk Bitung, Sulawesi Utara yakni industri pengolahan ikan, industri agro kelapa, herbs. Infrastruktur pendukung pelabuhan internasional Bitung, Bandara Sam Ratulangi, akses jalan, pembangkit listrik.

Juga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Palu, memiliki akses strategis ke Malaysia dan Filipina, dekat dengan Pelabuhan Pantaloan dan Parigi, yang merupakan akses ke Alur Laut KepulauanIndonesia (ALKI) II yang setiap tahun dilayari 6.400 kapal besar/tahun jalur Australia Barat ke Asia Timur.

"Diproyeksikan untuk sektor manufaktur (perakitan otomotif dan alat berat, industri elektronik), industri agro (karet, coklat, rumput laut dan rotan), serta industri pengolahan hasil tambang (nikel, emas, bijih besi), serta sektor logistic dalam KEK tersebut," jelasnya.

Kemudian KEK Bitung, dengan akses strategis sebagai pusat pertumbuhan, distribusi, dan pengembangan logistik kawasan timur Indonesia, dekat dengan pelabuhan internasional Bitung, dekat dengan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) III yang biasa dilintasi kapal besar dan kapal tanker dari Australia bagian Timur ke Asia Timur. Didukung pengembangan jalan tol Manado-Bitung.

Diperkirakan untuk industri pengolahan perikanan (pengolahan dan pengalengan ikan), industri pengolahan hasil perkebunan (minyak sayur, minyak kelapa), dan jasa logistik.

Untuk lokasi potensial untuk industri makanan dan minuman, industri makanan berbasis jagung (Sulawesi Selatan), coklat (Sulawesi Barat), pengolahan ikan (Sulawesi Utara), pengolahan rumput laut (Sulawesi Tengah).

Lokasi potensial untuk industri furnitur:, industri pengolahan kayu (Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tenggara), industri rotan (Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah).

Potensi produksi Kakao di Sulawesi, Sulawesi Selatan 146,8 ribu ton, Sulawesi Barat 76,15 ribu ton, Sulawesi Tengah 295,92 ribu ton, dan Sulawesi Tenggara 122, 69 ribu ton. Produksi nasional 740 ribu ton, dan target produksi nasional pada tahun 2020 adalah 1,2 juta ton.

Potensi produksi rumput laut di Sulawesi, Sulawesi Selatan 2,42 juta ton, Sulawesi Tengah 1,28 juta ton, Sulawesi Tenggara 917,3 ribu ton.

Untuk potensi investasi industri maritim (perikanan) dan pariwisata di Teluk Tomini, Sulawesi Tengah. Dukungan infrastruktur yang sudah dibangun pemerintah yakni Bandar Udara Tanjung Api di Kabupaten Tojo Una-Una, dermaga penyeberangan (feri) di Poso dan Parigi, pelabuhan perikanan di Parigi dan Pagimana, jalan raya trans Sulawesi yang terus dipermulus, serta Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sulewana Poso.

Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015