Saya yakin tidak ada beras plastik masuk ke Sulteng
Palu (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah segera menindak lanjuti kasus peredaran beras plastik dengan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar di Kota Palu.

"Kami (Bulog), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan Biro Ekonomi Kantor Gubernur Sulteng tadi pagi turun langsung ke Pasar Inpres Manonda dan Masomba untuk mengecek peredaran beras sintetis itu," kata Kepala Perum Bulog Sulteng, Maruf di Palu, Jumat.

Ia menjelaskan dari kegiatan tersebut belum diketemukan adanya beras plastik diperdagangkan di dua pasar tradisional Palu.

Menurut dia, segala kemungkinan bisa saja terjadi di daerah-daerah, termasuk di Kota Palu dan kabupaten di Sulteng.

Menurutnya sangat sulit karena produksi beras petani Sulteng cukup memadai dan stok beras di pasar-pasar tidak pernah kosong.

Apalagi, kata dia, sekarang ini sedang berlangsung panen raya di seluruh kabupaten dan kota di provinsi ini.

Pasokan beras dari sentra-sentra produksi ke pasar-pasar, termasuk di Palu lancar dan stok dikuasai para pedagang cukup banyak sehingga tidak mungkin beras plastik masuk ke pasar di Sulteng.

"Saya yakin tidak ada beras plastik masuk ke Sulteng," kata Maruf.

Hal senada juga disampaikan Kepala Disperindag Sulteng, Abubakar Almahdali. Ia mengatakan sangat kecil kemungkinan beras sintetis beredar di pasaran di daerah ini.

"Kita termasuk daerah yang sudah bisa memenuhi sendiri kebutuhan beras dari hasil panen petani," kata dia.

Menurutnya, tidak mungkin beras sintetis diperjual-belikan di pasar-pasar baik di Palu maupun kabupaten lain di Sulteng.

Rata-rata yang diperjual-belikan adalah beras murni hasil dari produksi petani lokal. Selain itu, Sulteng juga bertetangga dengan Sulsel dan Sulbar yang nota bene merupakan daerah penghasil beras terbesar di Pulau Sulawesi.

"Tidak perlu khawatir, apalagi sampai resah, sebab beras plastik tidak mungkin masuk ke daerah kita," kata Abubakar.

Meski dalam sidak di dua pasar yaitu Masomba dan Inpres Manonda belum ditemukan adanya beras sintetis dijual para pedagang, namun tetap akan mendapat pengawasan dan perhatian dari pemerintah di tingkat provinsi, kubupaten dan kota.

Menyingung mengenai stok beras di pasar, Abubakar menjamin mencukupi kebutuhan masyarakat, meski permintaan komsumen meningkat.

Selain stok memadai, harganyapun relatif stabil. Beras medium berkisar Rp8.000/kg dan beras premium (beras kualitas terbaik) mencapai Rp10.000/kg.

Pewarta: Anas Masa
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015