Kedua sektor ini memiliki peran penting dalam sebagai daya ungkit pertumbuhan ekonomi,"
Jakarta (ANTARA News) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mendorong investasi di sektor pariwisata dan padat karya di kawasan Indonesia tengah melalui kegiatan Gelar Potensi Investasi Daerah dan Regional Investment Forum yang berlangsung di Mataram, Nusa Tenggara Barat.

"Kedua sektor ini memiliki peran penting dalam sebagai daya ungkit pertumbuhan ekonomi," kata Kepala BKPM Franky Sibarani dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, pariwisata merupakan sektor ekonomi yang paling cepat menghasilkan devisa sekaligus menggerakkan ekonomi masyarakat melalui sektor ekonomi kreatif seperti kuliner, kerajinan, tempat menginap dan sebagainya.

Demikian pula sektor padat karya seperti industri tekstil dan produk tekstil, industri alas kaki hingga industri pengolahan ikan yang mampu menyerap banyak tenaga kerja.

"Bali yang sudah menikmati kue manis sektor pariwisata, semoga NTB dan NTT menyusul. Itulah mengapa pemerintah meletakkan pariwisata sebagai prioritas ekonomi. Begitu pula sektor padat karya di mana pemerintah menargetkan terciptanya dua juta lapangan kerja per tahun," katanya.

Franky menjelaskan, pada 2015, BKPM memproyeksikan realisasi investasi total sebesar Rp519,5 triliun terdiri atas investasi di Jawa sebesar Rp282,6 triliun, Bali dan Nusa Tenggara Rp19 triliun dan Papua sebesar Rp33,2 triliun.

Ia memaparkan potensi sejumlah wilayah seperti Bali yang sudah bagus dari sektor wisata.

"Tinggal bagaimana dapat ditingkatkan kualitasnya melalui sinergi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," katanya.

Sementara NTB dan NTT menjadi lokasi potensial industri padat karya. NTB memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang berpotensi menyerap 58.700 orang tenaga kerja ketika sudah selesai dibangun.

Ada pun pengembangan industri padat karya di Jawa dilakukan melalui pembangunan sejumlah kawasan industri antara lain Kawasan Industri Sayung di Jawa Tengah serta Kawasan Industri JIIPE di Gresik, Jawa Timur.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015