Borobudur, Jateng (ANTARA News) - Masyarakat kawasan Candi Borobudur Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, merintis pengembangan kepariwisataan Bukit Purwosari yang menawarkan panorama matahari terbit dan keindahan kabut menyelimuti warisan peradaban dunia tersebut.

"Masyarakat terus membangun kesadaran terhadap potensi lingkungannya sehingga mengolah bukit ini menjadi objek wisata menarik untuk kawasan Candi Borobudur," kata Penasihat Masyarakat Pengelola "Purwosari Sunrise" Dusun Wonotigo, Desa Kembanglinmus, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang Mura Aristina di Borobudur, Sabtu.

Bukit Purwosari dengan ketinggian sekitar 400 meter dari permukaan air laut dan terletak di barat daya Candi Borobudur itu, mulai dirintis warga dusun setempat sebagai objek wisata sejak awal 2015. Dari tempat itu, wisatawan bisa menyaksikan keindahan matahari terbit yang muncul di antara Gunung Merapi dan Merbabu.

Pada hari biasa, kata Mura yang juga pegawai bagian humas Balai Konservasi Borobudur itu, wisatawan baik nusantara maupun mancanegara berjumlah antara 5-10 orang, sedangkan pada Sabtu dan Minggu antara 25-30 orang.

Masyarakat setempat juga menawarkan produk usaha kecil dan aktivitas sehari-hari mereka kepada wisatawan, antara lain pembuatan gula jawa dan produk makanan tradisional berbahan baku ketela serta singkong.

Pengunjung yang berada di bagian puncak Bukit Purwosari untuk menyaksikan matahari terbit, juga mendapat suguhan teh dan kopi hangat serta ketela rebus yang disiapkan warga setempat.

Ia mengatakan hingga saat ini, pengelola kepariwisataan Bukit Purwosari tidak mewajibkan pungutan kepada wisatawan.

"Hanya untuk parkir kendaraan dan sumbangan sukarela," katanya.

Wisatawan yang hendak ke Bukit Purwosari harus sudah tiba di bagian puncak tempat itu sekitar pukul 05.00 WIB agar bisa menyaksikan matahari terbit.

Mereka berjalan kaki dari tempat parkir kendaraan di halaman rumah warga setempat, melewati jalan setapak dan berundak untuk mencapai puncak bukit tersebut. Masyarakat setempat telah memasang lampu penerangan di beberapa tempat di jalur pendakian bukit tersebut. Mereka juga menyiapkan tongkat dari bambu untuk membuat wisatawan nyaman berjalan menuju bukit.

Mura mengatakan pengembangan objek tersebut untuk tujuan wisata juga bermanfaat menambah lama kunjungan wisatawan ke Borobudur.

Pewarta: M. Hari Atmoko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015