Jakarta (ANTARA News) - Sudah 18 tahun berlalu sejak Ronan Keating, Shane Lynch, Keith Duffy, Stephen Gately dan Mikey Graham pertama kali tiba di Jakarta disambut 10.000 remaja Indonesia yang menggila-gilai boyband tenar Boyzone. 

Meski kini seluruh personil sudah tidak muda lagi, kehadiran kedua mereka dalam A Night of Reunion with Boyzone" di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (22/5) malam tetap dinanti-nantikan penggemar yang sebagian besar merupakan remaja di era 90an.

Para personil Boyzone dalam formasi berempat, Stephen Gately meninggal dunia pada 2009, membawakan 22 lagu diiringi live band selama 1,5 jam dalam suasana intim. Seperti janji mereka, Boyzone membawakan lagu-lagu tenar era 90an yang membangkitkan rasa nostalgia. 

Meski lead vocal masih didominasi Keating, tetapi Lynch, Duffy dan Graham juga memamerkan merdunya suara mereka dalam beberapa bagian solo di lagu-lagu baru, juga bagian Stephen Gately dalam lagu lawas.

"Love is a Hurricane" dari album "Brother" (2010) yang didedikasikan untuk mendiang Gately menjadi pembuka malam nostalgia Boyzone yang tampil dalam balutan busana biru. Penonton menggila saat mendengar intro "Picture of You", juga menyaksikan empat personil Boyzone yang kini usianya berada di akhir 30 dan awal 40 menari dalam koreografi simpel ala boyband 90an.

Mereka juga membawakan "Love You Anyway", "Baby Can I Hold You" dalam versi akustik, "Everything I Own" dan "Ruby" serta "Words", "You Needed Me dan "When The Going Gets Tough". Penonton tetap menyambut lagu-lagu baru meski gemuruh sorak sorai jauh lebih terasa saat mereka membawakan lagu yang dirilis pada 90an.

Keempatnya sejenak menghilang di balik panggung, kemudian penonton disuguhi slide show berisi video kenangan Stephen Gately.

Keating, Lynch, Duffy dan Graham kembali dalam balutan setelan jas krem dan abu-abu dan menyanyikan "Gave It All Away" yang juga memperdengarkan rekaman suara Gately. 

Lagu dari album "Brother" tersebut dibuat oleh Mika, penyanyi dan penulis lagu Inggris, yang rencananya dirilis sebagai single kembalinya Boyzone pada 2008. Namun, karena sebuah alasan "Gave It All Away" yang dibawakan Ronan Keating dan Stephen Gately sebagai lead vocal batal dirilis. Setelah Gately meninggal pada 2009, lagu tersebut dirilis sebagai persembahan untuk mendiang.

"Ini kali pertama kami kembali ke Asia setelah Stephen tiada," ujar Keating. 
"Saat kami berempat, kami merasakan kehadiran Stephen, dia ada di ruangan ini, ada di panggung ini."

Suasana haru biru berlanjut di lagu "Everyday I Love You" yang tetap mempertahankan bagian solo Stephen. Keating sempat tidak sanggup menyanyi karena air matanya menetes mengingat Gately.

"When You Say Nothing At All" yang memuluskan jalan Ronan Keating sebagai penyanyi solo secara khusus dibawakan berempat oleh Boyzone. 

"Kelompok ini adalah melting pot dari lima perbedaan. Saat semua bersatu, kami ingin memberikan yang terbaik," ujar Keating.

"Walau ini lagu solo, tapi saya adalah bagian dari boyband ini, jadi lagu ini penting untuk dinyanyikan bersama-sama," ujar dia.

Suasana makin memanas dengan penampilan  "Track Of My Tears", "Reach Out (I'll Be There)", "You Can't Hurry Love", "No Matter What", "If We Try", "Love Will Save The Day" dan "Who We Are", "Different Beat" dan "Love Me For A Reason".

Keating mewakili teman-temannya mengucapkan terima kasih kepada para penggemar setia yang telah menantikan mereka selama belasan tahun. 

"Malam ini luar biasa, terima kasih atas kepercayaan kalian kepada kami."

Antusiasme dan semangat Boyzone dan penonton semakin memuncak jelang akhir konser. Keempat personil melompat-lompat di panggung mengikuti irama musik menghentak, penonton di bagian festival heboh bergoyang dan bertepuk tangan, mereka yang duduk di bagian VIP pun ikut berdiri dan menikmati musik-musik nostalgia.

"Love is A Rollercoaster" menutup reuni nostalgia Boyzone dengan Indonesia.

Penampilan di Jakarta merupakan bagian dari tur BZ20 yang merupakan perayaan 20 tahun berdirinya boyband Irlandia yang terbentuk pada 1994 itu. Tur yang dimulai sejak akhir 2013 itu telah singgah ke berbagai tempat di Eropa. Pada 2015, Jakarta menjadi tempat persinggahan pertama sebelum Boyzone melanjutkan tur ke tempat-tempat di Asia, seperti Singapura, Thailand dan Filipina.

Oleh Nanien Yuniar
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015